Komunikasi Non Verbal : Kampanye Capres dan Cawapres, Pesan di Balik Gerakan dan Ekspresi

Kampanye Capres dan Cawapres. (Foto: Doc. Habsari Sarah Anjaly).

Matanusa, Sukabumi – Komunikasi merupakan proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna atau tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa komunikasi verbal atau komunikasi non-verbal. Bahasa yang seringkali digunakan seperti gerakkan tubuh, kontak mata, penampilan, merupakan bagian dari komunikasi non verbal. Lebih dari gerakan, komunikasi non verbal menciptakan pesan tersembunyi yang ingin disampaikan.

Pada setiap kampanye politik, komunikasi bukan hanya tentang kata-kata yang diucapkan, tetapi juga tentang bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gestur yang digunakan oleh para calon. Dalam konteks pemilihan presiden dan wakil presiden, capres dan cawapres memiliki tantangan besar untuk menyampaikan pesan mereka dengan cara yang meyakinkan dan membangun koneksi dengan pemilih. Salah satu aspek yang sering kali diabaikan namun memiliki dampak besar adalah komunikasi non verbal.

Pengertian komunikasi non verbal

Komunikasi non verbal adalah bahasa tubuh seperti kedipan mata, duduk berdekatan, dan cara memandang menjadi sebuah pesan yang terlihat efektif dan mudah dipahami. (Chrisdina, 2018). Komunikasi non verbal sering kita lakukan dan jumpai, namun hal tersebut kerap kali tidak kita sadari. Karena yang sering kita lakukan adalah komunikasi verbal sehingga kita melupakan apa saja yang termasuk kedalam komunikasi non verbal.

Komunikasi non verbal ini dapat memberikan konteks, klarifikasi, dan kedalaman kata kata jika dibersamai dengan komunikasi verbal. Komunikasi non verbal mengungkapkan apakah seseorang antusias atau tidak tertarik, percaya diri atau tidak yakin, bahagia atau sedih, dan apakah pesan mereka harus dipahami secara harfiah atau ditafsirkan secara berbeda. Komunikasi non verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung, sebabnya dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non verbal seringkali tidak mungkin dilakukan.

Contoh komunikasi non verbal yaitu ekspresi wajah seperti tersenyum, tertawa, mengerut, melotot. Selain itu komunikasi non verbal juga dapat disampaikan melalui gestur seperti, bertepuk tangan ketika mengapresiasi. Penampilan, termasuk kedalam komunikasi non verbal, cara seseorang berpakaian dapat memberikan informasi tentang status sosial, kepribadian, dan nilainilai yang dianut. Misalnya, pakaian formal mungkin menunjukkan keseriusan atau profesionalisme.

Efektivitas komunikasi non verbal

Penelitian ilmiah tentang komunikasi perilaku dan komunikasi non verbal manusia pertama kali dipublikasikan oleh Charles Darwin pada tahun 1872 dalam publikasinya yang berjudul ” The Expressions of the Emotions in Man and Animals. ” Mengacu kepada publikasi tersebut terdapat 9 jenis komunikasi non verbal yang dilakukan oleh manusia: raut wajah (facial expressions), isyarat tubuh (gestures), paralinguistics (suara atau vokal), body language, proxemic (tingkat/jarak berkomunikasi personal), eye gaze/haptic (sentuhan),appearance (penampilan), dan artifacts (benda atau gambar).

Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, dan berbagai macam perasaan lainnya.

Komunikasi nonverbal memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita ketika kita berkomunikasi dengan orang-orang yang kita temui. Efektivitas komunikasi non verbal sangatlah signifikan dalam berbagai konteks dan situasi. Meskipun mungkin tidak selalu disadari, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan elemen non verbal lainnya dapat memberikan dampak besar pada komunikasi dan persepsi orang. Dengan memahami dan mengelola komunikasi non verbal, seseorang dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya secara keseluruhan, membentuk hubungan yang lebih baik, dan menjadi lebih efektif dalam berbagai aspek kehidupan.

Contoh komunikasi non verbal pada capres dan cawapres

Efektivitas gaya komunikasi non-verbal yang digunakan dalam berkampanye oleh pasangan capres-cawapres bergantung kepada tingkat literasi, intelektualisme dan level edukasi pemilih atau audiens pada saat kampanye. Kampanye yang sifatnya kolosal dan berkerumun di luar ruangan maka komunikasi non verbal dengan gaya yang menghibur lebih disukai oleh audiens. Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman, Wisnu Widjanarko mengingatkan pentingnya mengoptimalkan komunikasi nonverbal pada saat debat calon presiden dan wakil presiden guna merebut hati calon pemilih.

“Para kandidat capres dan cawapres perlu mengoptimalkan komunikasi nonverbal pada saat debat, karena debat ini adalah seni merebut hati pemilih,” katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin.

Kesan pertama sebelum publik menyimak dari paparan lisan dalam kampanye atau debat, maka komunikasi non verbal juga menjadi ukuran atau penilaian oleh sebagai bagian dari daya tarik dari individu pasangan capres-cawapres. Senyuman, kontak mata dan raut muka menjadi etalase awal dari “strategi marketing” para pasangan capres-cawapres. Hal tersebut juga berdampak kepada kesan, persepsi dan penilaian sikap (attitude) individu yang bersangkutan.

Contoh komunikasi non verbal yang dilakukan pasangan capres-cawapres pada saat debat kelima capres nomor urut 01, Anies Baswedan mengacungkan dua jempol kepala capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo setelah Ganjar selesai memaparkan visi misinya. Hal tersebut menjadi isyarat bahwa apa yang telah dipaparkan oleh capres nomor urut 03 cukup baik. Memberikan isyarat dua jempol dapat diartikan sebagai pemberian apresiasi.

Referensi

Anwar, B. L. (2023). Kenali Perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal . Telkom University, 1. Retrieved from https://telkomuniversity.ac.id/kenali-perbedaan-komunikasi verbal-dan-komunikasinonverbal/

Gantiano, H. E. (2017). ANALISIS DAMPAK STRATEGI KOMUNIKASI NON VERBAL. Jurnal Penerangan Agama Hindu, 1. Retrieved from file:///C:/Users/habsaribsarah%20anjaly/Downloads/392- Article%20Text914-1-10-20200120.pdf

Haryono, R. (2024). Membaca Gaya Komunikasi Non-Verbal Pasangan Capres-Cawapres. Kumparan. Retrieved from https://kumparan.com/haryonorh/membaca-gaya-komunikasi-non-verbal pasangan-caprescawapres-222AuDXo6i0/full

Mantalean, V. (2024). Ganjar Beres Pidato, Anies Acungkan Jempol dan Anak-anaknya Tepuk Tangan. Kompas , 1. Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2024/02/04/19504131/ganjar-beres-pidato-anies acungkan-jempol-dan-anak-anaknya-tepuk-tangan

Puspitasari, D., & Danaya, B. P. (2022). PENTINGNYAPERANANKOMUNIKASIDALAM ORGANISASI:LISAN, NON VERBAL, DAN TERTULIS(LITERATURE REVIEW MANAJEMEN). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 3. doi:https://doi.org/10.31933/jemsi.v3i3

Puspitasari, W. (2019). Akademisi: Optimalkan komunikasi nonverbal saat debat capres. Antaranews, 1. Retrieved from https://www.antaranews.com/berita/792477/akademisi-optimalkan komunikasinonverbal-saat-debat-capres

Santoso, M.kom, D. T. (2022). Komunikasi Verbal Dan Non-Verbal Efektif Mana ? Universitas STEKOM, 1. Retrieved from https://stekom.ac.id/artikel/komunikasi-verbal-dan-non-verbal efektif-mana

Penulis: Habsari Sarah Anjaly Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media

Pos terkait