BMKG Prakirakan Hujan Rendah di Jawa Barat, Kota Bogor Tetap Hujan Meski Kemarau

Foto: BMKG Jawa Barat.

Matanusa, Bogor – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar wilayah Jawa Barat akan mengalami kriteria hujan rendah (0-50 mm/dasarian) sebesar 99,3 persen. Hanya sebagian kecil saja yang akan mengalami hujan kategori menengah (50-150 mm/dasarian) yakni 0,7 persen.

Forecaster Stasiun Iklim (Staklim) BMKG Jawa Barat, Perdana R.A. Usior, menerangkan Kota Bogor masuk dalam wilayah non-musim atau daerah yang tetap turun hujan walau pada musim kemarau. Ia menyebut hujan yang turun dalam kategori ringan atau rendah pada skala lokal dengan durasi singkat saja. Hujan yang akan terjadi umumnya turun pada sore hari. Dirinya menegaskan, Kota Bogor tidak akan terlalu dipengaruhi oleh musim kemarau, pada Selasa (23/07/2024).

“Diperkirakan kondisi ini (hujan kategori rendah) sampai dengan September. Setelah September wilayah Jawa Barat pada umumnya masuk musim hujan, begitu juga wilayah Kota Bogor akan berpengaruh dengan kenaikan curah hujan tersebut.”

Dirinya mengatakan, rendahnya curah hujan tidak akan terlalu memberikan efek signifikan bagi suhu di Kota Bogor. Suhu maksimum yang tercatat masih dalam kategori normal yakni 34-35 derajat Celsius,” ujarnya.

Perdana mengimbau masyarakat untuk bijaksana dalam menggunakan air lantaran rendahnya curah hujan yang akan terjadi beberapa waktu ke depan. Masyarakat juga diminta menghindari membuka lahan yang bertanah gambut karena mudah terbakar dan sulit dimatikan,” tambahnya.

“Lindungi diri dari paparan langsung sinar matahari dan menghindari aktivitas luar ruangan terutama pada jam-jam terpanas (pukul 11.00-15.00). Kemudian senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya,” pungkasnya.

Bagi wilayah yang rawan kekeringan, ia mengimbau untuk menyiapkan rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan krisis air selama musim kemarau, termasuk penyediaan cadangan air minum dan peralatan penyaringan air.

Kontributor: Zainal.

Pos terkait