Matanusa, Bogor – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor memberikan komentar terkait ramainya unggahan Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengenai penumpukan sampah di Pasar Merdeka. Sekretaris DLH Kota Bogor, Tety Sovia, menjelaskan bahwa masalah sampah tidak hanya terjadi di Pasar Merdeka, tetapi tersebar merata di seluruh kecamatan di Kota Bogor.
Menurut Tety, DLH Kota Bogor mengangkut sekitar 500 ton sampah per hari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga. Namun, jumlah sampah sebenarnya mencapai 650-700 ton per hari. Untuk mengatasi hal ini, DLH Kota Bogor telah meluncurkan program RT Bebas Sampah dengan tujuan mengurangi volume sampah secara signifikan.
“Ini agar warga di setiap RT bisa peduli lingkungan dan memilah sendiri sampahnya. Nanti saat ditaruh di jalan untuk diangkut, sampah itu sudah terpilah antara organik dan non-organik. Lalu beberapa sampah plastik bisa ditimbang untuk ditukar dengan uang atau sembako,” kata Tety, pada Kamis (13/6/2024).
DLH mengangkut sampah dengan skema 130 rit yang dibagi per shift setiap harinya. Tety mengklaim skema ini sudah cukup untuk mengangkut 500 ton sampah tersebut. “Untuk jenis sampahnya lebih banyak sampah organik atau sampah dari rumah tangga,” tambahnya.
Tety juga menekankan pentingnya kontribusi warga dalam mengatasi masalah sampah ini. “Kami terus edukasi bahwa sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Mohon warga juga jangan buang sampah sembarangan karena mau sebanyak apapun truk sampah tetap akan kurang kalau hal itu terus dilakukan,” ungkapnya.
DLH Kota Bogor berharap program RT Bebas Sampah dapat mendorong warga untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah di lingkungannya masing-masing, sehingga dapat mengurangi beban sampah yang harus diangkut setiap harinya.
Kontributor: Zainal