Matanusa, Sukabumi – Kasus perkelahian antar pelajar di Sukabumi yang sempat menghebohkan media sosial akhirnya diselesaikan dengan pendekatan penuh makna. Para pelajar dari dua sekolah menengah di Kabupaten Sukabumi yang terlibat dalam perkelahian itu akhirnya menangis tersedu di depan orang tua mereka, menandai penyesalan mendalam atas tindakan mereka.
Peristiwa ini terjadi di Pantai Karangsari, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, pada Senin sore, 20 Januari 2025, sekitar pukul 17.00 WIB. Video perkelahian yang diunggah akun Mypalabuhanratu pada 25 Januari 2025 langsung viral, memicu respons cepat dari Polres Sukabumi.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, S.H., M.H., mengungkapkan bahwa perkelahian dipicu tantangan di media sosial. “Seorang pelajar dari Sekolah Menengah B menantang kelompok pelajar Sekolah Menengah A untuk berduel pada Minggu, 19 Januari 2025. Tantangan ini diterima, dan perkelahian berlangsung keesokan harinya di lokasi yang mereka sepakati,” jelasnya, pada Minggu (26/01/2025).
Video yang memperlihatkan aksi kekerasan ini direkam oleh kedua pihak dan menjadi viral, memancing keprihatinan publik. Menyikapi hal ini, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi bergerak cepat dengan mengamankan para pelajar yang terlibat, memeriksa barang bukti, dan mendalami kejadian di tempat perkara.
Dalam proses penyelesaian, Polres Sukabumi mengedepankan pendekatan keadilan restoratif sesuai Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak. Pertemuan antara pelajar, keluarga, dan pihak sekolah menjadi momen penuh haru. Para pelajar yang terlibat meminta maaf di depan orang tua mereka dengan air mata, berjanji untuk tidak mengulangi tindakan serupa.
“ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) kami kembalikan ke orang tua untuk dilakukan pembinaan. Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak,” ujar Iptu Hartono.
Ia juga menegaskan pentingnya peran keluarga dan sekolah dalam mencegah kejadian serupa. “Pengawasan dan edukasi dari lingkungan terdekat anak sangat penting agar mereka tidak terjerumus ke tindakan negatif,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya perhatian bersama untuk membimbing generasi muda agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menjauhkan diri dari perilaku yang merugikan. Dari konflik menjadi pelajaran berharga, masyarakat Sukabumi diharapkan lebih peduli pada pembinaan karakter anak-anaknya.