Kades Cipeteuy Purnama Wijaya: Merawat Tradisi, Mengukuhkan Identitas Warga

Kepala Desa Cipeteuy, Purnama Wijaya, menyampaikan sambutan penuh makna dalam acara Sedekah Bumi Kampung Cilodor. Dengan balutan busana adat Sunda, beliau menegaskan pentingnya menjaga tradisi leluhur serta perjuangan masyarakat dalam meraih hak atas tanah. (Foto: Iyan).


Sukabumi | Matanusa.net – Tradisi Sedekah Bumi kembali digelar penuh khidmat di Kampung Cilodor, Desa Cipeteuy, Kecamatan Kabandungan, pada Minggu (20/4/2025). Dengan mengusung tema “Gunung Teu Menang Dilebur, Sagara Teu Menang Dirusak, Buyut Teu Menang Dirempak”, tradisi ini menjadi bentuk penghormatan masyarakat terhadap alam dan leluhur sekaligus simbol perjuangan panjang dalam meraih hak atas tanah.

Kepala Desa Cipeteuy, Purnama Wijaya, tampil sebagai sosok sentral dalam pelaksanaan kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa Sedekah Bumi bukan hanya seremoni adat, melainkan wujud nyata rasa syukur atas jerih payah masyarakat yang kini membuahkan hasil.

“Mudah-mudahan perjuangan para pemimpin dan sesepuh terdahulu dibalas kebaikan oleh Allah SWT. Saya hanya meneruskan perjuangan yang sudah dirintis para pendahulu,” ucapnya haru.

“Para tamu undangan dan tokoh masyarakat tampak khidmat mengikuti rangkaian acara Sedekah Bumi Kampung Cilodor, Desa Cipeteuy, Kecamatan Kabandungan. Momentum ini menjadi simbol kekuatan budaya dan rasa syukur atas keberkahan alam yang diwariskan para leluhur.”

Di bawah kepemimpinannya, Desa Cipeteuy mencatat pencapaian penting, yakni sebanyak 843 sertifikat hak atas tanah telah berhasil diberikan kepada warga. Ini merupakan hasil perjuangan panjang yang melibatkan berbagai pihak, dan menjadi salah satu faktor utama kebahagiaan masyarakat dalam momentum Sedekah Bumi tahun ini.

Purnama juga mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini bisa menjadi warisan budaya yang terus hidup dan ditanamkan pada generasi muda.

“Tradisi ini harus terus dirawat. Selain sebagai bentuk syukur, ini juga pengingat akan pentingnya menjaga alam dan mengenang jasa leluhur kita,” tambahnya.

“Pagelaran Wayang Golek bersama Dadan Sunandar Sunarya meriahkan acara Sedekah Bumi dan Syukuran Tanah Program TORA di Desa Cipeteuy. Mengusung tema kearifan lokal ‘Gunung Teu Beunang Dilebur, Sagara Teu Beunang Diruksak, Buyut Teu Beunang Dirempak’, acara ini menjadi wujud pelestarian budaya dan penghormatan terhadap perjuangan masyarakat.”

Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, H. Ade Suryaman, yang menyampaikan dukungannya terhadap pelestarian kearifan lokal serta pengembangan wilayah Kabandungan sebagai sentra pertanian dan pariwisata.

“Kabandungan memiliki potensi luar biasa. Hasil pertaniannya bisa mencapai 15 ton per hari. Ini peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sekda.

Ia menegaskan, Pemkab Sukabumi telah memasukkan Kabandungan sebagai bagian penting dalam pengembangan kawasan agro industri hortikultura, sebagaimana tercantum dalam RPJMD. Bahkan, kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) terus digencarkan untuk mendongkrak kualitas pertanian dan menekan angka kemiskinan,” pungkas Sekda.

Acara Sedekah Bumi ditutup dengan serangkaian kegiatan budaya dan doa bersama, menjadikannya peristiwa spiritual sekaligus sosial yang mempererat hubungan antarwarga dan pengingat akan jati diri masyarakat Desa Cipeteuy.

Pos terkait