Matanusa, Sukabumi – Kota Sukabumi baru-baru ini dilanda banjir yang merendam 66 lokasi. Dampak dari banjir ini bukan hanya merusak rumah warga, tetapi juga mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur seperti trotoar dan bahu jalan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, hingga November 2024 telah tercatat 1.198 titik bencana di kota ini, mengindikasikan tingginya risiko bencana, terutama saat musim hujan.
Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kota Sukabumi bergerak cepat melakukan perbaikan pada infrastruktur umum yang rusak, terutama di Kecamatan Cikole yang menjadi salah satu wilayah terdampak. Trotoar dan bahu jalan yang rusak telah mulai diperbaiki untuk mengembalikan aksesibilitas warga.
Selain perbaikan infrastruktur, Pemkot Sukabumi menekankan pentingnya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko di masa mendatang. BPBD telah mengambil langkah-langkah penanganan banjir, termasuk evakuasi warga terdampak, pembersihan sungai dan drainase, serta pendirian posko darurat. Bantuan kesehatan dan kebutuhan dasar juga disalurkan untuk warga yang terdampak,” ujarnya.
Pemkot juga mengaktifkan program Kelurahan Siaga Bencana di 33 kelurahan, dengan tujuan mempercepat koordinasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Edukasi terkait tanda-tanda awal bencana terus disosialisasikan agar warga lebih tanggap dalam menghadapi situasi darurat,” tegasnya.
Dalam Rakor Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana pada Selasa (12/11/24), Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmaha Hartadji, menekankan bahwa penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama. Sinergi antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci ketangguhan Kota Sukabumi dalam menghadapi bencana di masa depan,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah yang telah diambil, diharapkan Sukabumi dapat segera pulih dari dampak banjir dan menjadi kota yang semakin kuat dalam menghadapi tantangan bencana.