Matanusa, Jakarta — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus melanjutkan proyek modernisasi Daerah Irigasi (DI) Rentang yang terletak di Jawa Barat. Program ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi layanan irigasi demi mendukung pencapaian swasembada pangan nasional, sebagaimana visi Presiden Prabowo Subianto. Dengan perbaikan ini, DI Rentang diharapkan dapat memberikan layanan yang optimal untuk mendukung produktivitas pertanian di wilayah tersebut, Kamis (7/11/24).
Modernisasi DI Rentang dilakukan karena infrastruktur irigasi ini sudah berusia lebih dari puluhan tahun, yang menyebabkan penurunan kinerja dalam pelayanan air. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa perbaikan irigasi, termasuk sistem primer, sekunder, dan tersier, sangat penting dalam meningkatkan produksi pangan nasional. Dody menyebutkan bahwa irigasi yang efisien dan modern sangat dibutuhkan untuk mempercepat tercapainya swasembada pangan, terutama di daerah-daerah dengan lahan pertanian luas seperti di Jawa Barat.
Daerah Irigasi Rentang merupakan salah satu sumber air utama untuk lahan pertanian di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu, mencakup luas wilayah pertanian mencapai 87.840 hektar. Sistem irigasi ini sangat mengandalkan debit air dari Sungai Cimanuk. Dengan modernisasi, DI Rentang ditargetkan mampu meningkatkan produktivitas padi dari 5,6 ton per hektar menjadi 6,5 ton per hektar. Selain itu, proyek ini juga diharapkan memperluas area tanam dari sebelumnya 43.229 hektar menjadi 86.423 hektar, dengan indeks pertanaman yang bertambah dari 120% menjadi 230%.
Proyek modernisasi ini telah dimulai sejak tahun 2016 dan ditargetkan selesai pada 2026. Dalam kurun waktu tersebut, progres pembangunan hingga saat ini sudah mencapai 74%, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pelaksanaan proyek. Menteri Dody optimis bahwa dengan langkah-langkah modernisasi ini, akan ada peningkatan kualitas distribusi air yang lebih efisien dan tepat sasaran. Penggunaan teknologi modern dalam sistem irigasi DI Rentang juga diharapkan dapat mengurangi tingkat kehilangan air dari 15% menjadi 4%, sehingga lebih banyak air yang bisa dimanfaatkan oleh para petani.
Selain peningkatan kualitas fisik, sistem operasional juga akan diperbarui sehingga petugas irigasi dapat memantau dan mendistribusikan air secara akurat sesuai kebutuhan lahan pertanian. Penggunaan teknologi dalam sistem pengukuran dan distribusi ini juga dianggap penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan air.
Dengan adanya modernisasi DI Rentang, para petani diharapkan dapat mengoptimalkan masa tanam dan meningkatkan hasil panen. Kementerian PU berharap langkah ini akan menjadi contoh bagi modernisasi daerah irigasi lain di Indonesia, yang pada akhirnya akan mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani di berbagai wilayah.