Matanusa, Sukabumi – Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) untuk meningkatkan kualitas program pencegahan dan pengendalian penyakit di Kota Sukabumi. Acara tersebut berlangsung di Ballroom Hotel Horison, pada Rabu (25/9/2024), dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, yang membuka secara langsung acara tersebut.
Hadir juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Reni Rosyida Muthmainnah, serta perwakilan Ditjen Binda Bangda Kemendagri, Kabid P2P Dinkes Provinsi Jawa Barat, Kepala OPD, Camat dan Lurah se-Kota Sukabumi, serta Direktur Rumah Sakit di wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Kusmana menyatakan bahwa Rakor ini bertujuan untuk mengembangkan upaya inovatif dalam pencegahan dan pengendalian penyakit guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Sukabumi. Kusmana menekankan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting bagi Sukabumi sebagai kota jasa. Salah satu indikator utama kesehatan adalah angka harapan hidup, yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kesakitan dan kematian.
“Banyak penyakit, baik yang menular maupun tidak menular, menyebabkan kesakitan, kematian, dan disabilitas. Oleh karena itu, harus dijadikan prioritas untuk penanggulangannya,” ujar Kusmana.
Ia juga mengingatkan bahwa masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas Dinas Kesehatan. Seiring pergantian musim, dari kemarau ke musim hujan, ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kesehatan, khususnya dalam mencegah penyakit menular seperti TBC, HIV, dan DBD.
“TBC menjadi prioritas karena Indonesia berada di posisi kedua dunia dalam jumlah kasus, dengan Jawa Barat sebagai provinsi terbanyak. Adapun untuk HIV, meski belum ada obat yang menyembuhkan, penderita tetap bisa hidup sehat dengan pengobatan seumur hidup,” tambahnya.
Rapat ini juga membahas strategi pengendalian penyakit seperti TBC dengan konsep TOSS (Temukan, Obati Sampai Sembuh), serta untuk HIV dengan konsep STOP (Suluh, Tes, Obati, Pertahankan). Selain itu, penyakit jantung tetap menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga upaya pencegahan penyakit tidak menular juga menjadi sorotan dalam Rakor tersebut.