MATANUSA, JAKARTA – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meninjau Sekretariat Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Jeddah di kompleks Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi, Rabu, untuk mengecek kesiapan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 di sana.
Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu malam, Wapres mengatakan bahwa Arab Saudi memiliki jumlah daftar pemilih tetap (DPT) luar negeri terbesar kedua setelah Malaysia.
“Tadi saya dilapori bahwa di sini (DPT-nya) terbesar setelah Malaysia. Oleh karena itu, kepada masyarakat, terutama pemilih, supaya menjalankan dengan baik, artinya melakukan tugasnya untuk ikut dalam pemilu,” kata Wapres.
Wapres menuturkan bahwa penyelenggaraan pemilu merupakan tugas negara dan amanat konstitusi untuk memilih pasangan calon presiden/wakil presiden dan calon anggota legislatif.
Menurut Ma’ruf Amin, Pemilu 2024 sangat penting khususnya untuk memilih presiden dan wapres baru karena baik Presiden Joko Widodo maupun dirinya tidak lagi ikut berkontestasi.
“Pemilu itu penting dilaksanakan sesuai dengan aturan, yaitu jujur dan adil (jurdil). Jurdil menjadi penting sebab untuk memberikan legitimasi. Jangan sampai ada hal-hal yang tidak terlihat jujur sebab nanti hasilnya kurang legitimate dan dianggap kurang memenuhi unsur kejujuran dan keadilan,” tuturnya.
Wapres kembali mengingatkan bahwa adanya perbedaan pilihan dalam kontestasi pemilu merupakan keniscayaan.
Oleh karena itu, Ma’ruf Amin berharap perbedaan pilihan tersebut tidak menimbulkan perpecahan masyarakat.
“Jadi, istilahnya polarisasi pasti terjadi, tetapi harapannya polarisasi yang tidak membawa keterbelahan,” pesannya.
Wapres meminta kepada seluruh pihak terkait agar lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan politik dalam pemilu.
Ma’ruf Amin berharap pemenang kontestasi pemilu merangkul seluruh pihak, termasuk yang tidak mendukung atau memilihnya.
“Siapa pun nanti yang menang, dia akan merangkul semua, termasuk yang tidak memilihnya, itu yang kita harapkan. Persatuan dan kesatuan bangsa menjadi lebih penting daripada pemilu. Apa artinya? Kita adakan pemilu kalau hasilnya justru menimbulkan perpecahan bangsa kita,” tegasnya.
Wapres melanjutkan, “Saya sering mengatakan kalau berbeda pendapat, katakan lakum capresukum walana capresuna (untukmu capresmu dan untukku capresku). Walakum partaiukum, walana partaiuna (untukmu partaimu dan untukku partaiku). Saya kira tidak ada masalah perbedaan,” imbuhnya.
Terakhir, Wapres kembali mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada, termasuk di Arab Saudi, yang memiliki hak pilih agar menggunakan haknya dengan baik.
“Jadi, kalau kita memilih, kita menyampaikan aspirasi kita sendiri yang harus kita pilih. Selain itu, juga harus menggunakan haknya dengan baik. Walaupun ada perbedaan pilihan, kita tetap jaga persaudaraan sesama bangsa dan warga bangsa,” ujarnya.
Sebagai informasi, PPLN Jeddah untuk Pemilu 2024 diresmikan oleh Konsul Jenderal Indonesia di Jeddah pada tanggal 2 Februari 2023. PPLN Jeddah memiliki tujuh anggota yang diketuai oleh Yasmi Adriansyah.
Pemungutan suara di wilayah PPLN Jeddah akan dilaksanakan serentak pada hari Jumat, 9 Februari 2024, pukul 14.00–24.00 waktu setempat di 12 tempat pemungutan suara (TPS) dan 24 kotak suara keliling (KSK).
Adapun titik-titik lokasi tersebut tersebar di 10 kota yang menjadi konsentrasi Warga Negara Indonesia (WNI)/Pekerja Migran Indonesia (PMI), yaitu Jeddah, Mekah, Madinah, Taif, Abha, Qunfudah, Khamis Musyet, Rabigh, Tabuk, dan Yanbu.
Total daftar pemilih tetap (DPT) di Arab Saudi berjumlah 54.479 orang, terdiri atas 18.717 laki-laki (34.4 persen) dan 35.765 perempuan (65.6 persen). Sebanyak 22.864 DPT terdata di TPS Jeddah dan 31.615 DPT terdata di KSK Luar Kota Jeddah.
Sesuai dengan ketentuan, PPLN Arab Saudi hanya melayani pemungutan suara khusus bagi WNI/PMI yang menetap di Arab Saudi. Dengan demikian, WNI yang kebetulan sedang melaksanakan umrah pada hari pemungutan suara, tidak dapat mencoblos di Arab Saudi.
Turut mendampingi Wapres saat memberikan keterangan pers, antara lain, Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Konsul Jenderal RI di Jeddah Yusron B. Ambary, serta Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi.