Matanusa, Sukabumi – Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Japanese Red Cross Society (JRCS) menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk meluncurkan program Sekolah dan Masyarakat Tangguh. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan sekolah dalam menghadapi risiko bencana, dengan salah satu fokus implementasinya berada di Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (21/11/24).
Kepala Perwakilan JRCS untuk Indonesia, Awaluddin, mengungkapkan bahwa berdasarkan Buku Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2023 dari BNPB, Sukabumi termasuk wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana, terutama gempa bumi dan tsunami.
“Program ini akan berjalan selama 36 bulan. Namun, masa efektif pelaksanaannya selama dua tahun, karena ada tahapan survei, evaluasi, audit, dan pelaporan,” jelasnya dalam diskusi terfokus (FGD) yang digelar di Kantor PMI Kabupaten Sukabumi, Kamis (21/11).
Program ini menargetkan desa dan sekolah sebagai pusat kegiatan, dengan tujuan utama menjadikan Sukabumi kabupaten yang tangguh terhadap bencana. “Kami ingin masyarakat Sukabumi lebih siap menghadapi bencana,” tambah Awaluddin.
Ia juga menekankan tiga harapan besar dari pelaksanaan program ini: menciptakan sekolah aman bencana, membangun masyarakat tangguh bencana, dan mempererat kerja sama antar pihak untuk mengurangi risiko bencana.
“Kami berharap program ini diterima dengan baik oleh semua pihak dan dapat berjalan lancar,” pungkasnya.
Program ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat Sukabumi terhadap ancaman bencana, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan.