Disnak Kabupaten Sukabumi Bersinergi dengan Kementan RI Kendalikan PMK dan LSD

Salah Satu Narasumber Saat memberikan Materi Pelatihan Sub Nasional, untuk Pengendalian Penyakit PMK dan LSD, Perkuat Pertahanan Ternak di Sukabumi. (Foto: Disnak Kabupaten Sukabumi).

Matanusa, Sukabumi – Untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pengendalian penyakit hewan, Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi menyelenggarakan pelatihan sub nasional terkait pencegahan, deteksi, dan respons terhadap penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) serta LSD (Lumpy Skin Disease). Kegiatan ini digelar dengan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan FAO Indonesia, bertempat di Hotel Horizon, Kota Sukabumi, Pada Selasa 03 September 2024.

Pelatihan tersebut dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari dokter hewan, paramedik veteriner, paramedik reproduksi, serta penyuluh pertanian dari berbagai wilayah di Kabupaten Sukabumi. Para peserta menerima pengetahuan dan keterampilan terbaru tentang bagaimana mencegah, mendeteksi dini, dan merespons penyebaran penyakit PMK dan LSD, yang selama ini menjadi ancaman serius bagi peternakan di Indonesia.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, drh. Asep Kurnadi, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan kesiapsiagaan para petugas di lapangan. “Pelatihan ini sangat krusial untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis dalam mengendalikan penyakit PMK dan LSD, karena kedua penyakit ini tidak hanya mengancam kesehatan hewan tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang besar bagi peternak,” ujar drh. Asep saat di temui, pada Jumat (6/9/2024).

drh. Asep menambahkan bahwa pelatihan ini juga dirancang untuk memperkuat kemampuan peserta dalam menangani situasi darurat saat wabah terjadi. “Kami berharap setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat menjadi agen perubahan di lapangan, mampu memberikan edukasi kepada peternak, serta sigap dalam melakukan deteksi dini dan penanganan penyakit,” tegasnya.

Selama pelatihan, peserta diperkenalkan dengan teknik terbaru dalam pencegahan dan pengendalian penyakit hewan. Mereka belajar bagaimana melakukan biosekuriti yang efektif, penggunaan vaksinasi, hingga cara merespons dengan cepat dan tepat ketika penyakit terdeteksi di lapangan,” terangnya.

Kementerian Pertanian dan FAO Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini, sebagai bagian dari strategi nasional untuk melindungi ketahanan pangan dan meningkatkan kesehatan ternak di Indonesia. “Dengan adanya pelatihan ini, kita berharap peternak dapat terbantu dengan adanya tenaga ahli di lapangan yang siap menangani masalah kesehatan hewan,” tegas perwakilan dari Kementerian Pertanian yang hadir pada kegiatan tersebut.

Selain teori, pelatihan ini juga diisi dengan simulasi dan studi kasus nyata yang pernah terjadi di berbagai daerah. Para peserta dilatih untuk berpikir kritis dan mengambil tindakan cepat ketika dihadapkan dengan situasi wabah yang mengancam.

drh. Asep Kurnadi menyampaikan bahwa penyakit seperti PMK dan LSD dapat berdampak luas pada sektor peternakan jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, kolaborasi berbagai pihak, termasuk petugas di lapangan, peternak, dan pemerintah sangat diperlukan. “Kita harus bekerja sama untuk melindungi ternak dari penyakit-penyakit yang dapat merugikan peternak dan juga mempengaruhi perekonomian kita secara keseluruhan,” tambahnya.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program strategis nasional untuk meningkatkan kapasitas tenaga ahli di bidang peternakan. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pengendalian yang lebih baik atas penyakit hewan di Indonesia, dengan tujuan akhir meningkatkan kesehatan hewan dan ketahanan pangan nasional,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, drh. Asep menegaskan bahwa dengan adanya pelatihan ini, Kabupaten Sukabumi dapat menjadi daerah percontohan dalam pengendalian penyakit hewan. “Kami berharap, setelah pelatihan ini, para peserta menjadi garda terdepan dalam melindungi ternak kita, tidak hanya dari PMK dan LSD, tetapi juga dari penyakit hewan lainnya yang berpotensi mengancam kesehatan ternak dan ekonomi peternak,” pungkasnya.

Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah signifikan dalam memperkuat sistem kesehatan hewan di Indonesia dan memastikan bahwa ketahanan pangan nasional tetap terjaga di tengah berbagai tantangan global.

Pos terkait