Di Tengah Era Digital, Ketua TP-PKK Kota Sukabumi Ajak Orang Tua Hadir Sepenuhnya untuk Anak

Foto: Dokpim.

Sukabumi Kota | Matanusa.net — Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, menegaskan bahwa karakter anak tidak dibentuk oleh teknologi, melainkan oleh kehadiran dan keteladanan orang tua. Pesan ini disampaikannya dalam Seminar Parenting Digital yang digelar dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ke-108 di Auditorium Universitas Muhammadiyah Sukabumi, pada Kamis (19/6/2025).

Dalam paparannya sebagai narasumber utama, Ranty menyampaikan bahwa di tengah derasnya arus digitalisasi, orang tua dituntut untuk hadir secara utuh—bukan hanya fisik, tetapi juga emosional, spiritual, dan digital—dalam mendampingi tumbuh kembang anak.

“Karakter tidak terbentuk dalam sehari. Ia lahir dari kebiasaan—dari apa yang kita tonton, katakan, dan teladankan setiap hari,” ujarnya dengan tegas.

Menurutnya, mendidik anak bukan sekadar membatasi penggunaan gawai, melainkan tentang membangun koneksi emosional dan memberi contoh nyata dalam perilaku digital yang sehat. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara ibu dan ayah dalam membangun ketahanan keluarga.

Ranty menyebut ibu sebagai fondasi pembentuk karakter yang menanamkan nilai kejujuran, empati, dan moralitas, sedangkan ayah memegang peran sebagai pelindung, penegak disiplin, serta teladan kehidupan sehari-hari. Keduanya, kata dia, harus mampu memanfaatkan golden time—masa emas dalam perkembangan anak—dengan bijak dan penuh kesadaran.

“Golden time ini bukan hanya soal hadir secara fisik, tetapi juga hadir secara emosional, spiritual, dan digital,” tambahnya.

Dalam sesi tersebut, Ranty juga menyoroti pentingnya orang tua untuk:

  • Menanamkan nilai agama dan moral secara konsisten
  • Membangun komunikasi harian yang hangat dan penuh kasih
  • Menjadi contoh perilaku digital yang sehat dan bertanggung jawab

Ia menekankan bahwa karakter anak dibentuk dari kebiasaan yang diulang terus-menerus oleh orang tua, bukan dari nasihat semata. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, rasa hormat, dan empati, menurutnya harus menjadi bagian dari sistem pendidikan keluarga yang berkelanjutan.

Kegiatan ini turut dihadiri berbagai unsur penting Kota Sukabumi seperti perwakilan Muhammadiyah dan Aisyiyah, Dinas Pendidikan, DP2KBP3A, Diskominfo, MUI, RTIK, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya. Antusiasme peserta menunjukkan kuatnya komitmen bersama dalam menghadapi tantangan pengasuhan di era digital.

Seminar ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara Pemerintah Kota Sukabumi dan masyarakat dalam membentuk kota yang Inovatif, Mandiri, Agamis, dan Nasionalis (IMAN) melalui penguatan peran keluarga sebagai pusat utama pendidikan karakter anak.

Pos terkait