Menjaga Harmoni di Tengah Keberagaman, FKUB Kota Sukabumi Tegaskan Komitmen Moderasi Beragama

Foto: Dokpim.

Sukabumi Kota | Matanusa.net – Kota Sukabumi terus mengukuhkan dirinya sebagai kota yang ramah dan toleran. Di tengah keberagaman yang membentang, masyarakatnya mampu menjaga kehangatan dan saling pengertian. Salah satu pilar penting dalam menjaga keharmonisan ini adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), yang menjadi mitra strategis pemerintah dalam merawat kebersamaan lintas iman, pada Kamis (24/4).

FKUB Kota Sukabumi menggelar rapat koordinasi di ruang pertemuan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Acara tersebut dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, Kepala Bakesbangpol Yudi Yustiawan, serta para tokoh lintas agama yang tergabung dalam FKUB.

Ketua FKUB Kota Sukabumi, Ade Munhiar, dalam sambutannya menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar simbol toleransi, tetapi juga menjadi bentuk nyata moderasi beragama.
“FKUB dibentuk oleh pemerintah, tapi semangatnya datang dari masyarakat. Kami mendengarkan aspirasi umat, melakukan kegiatan sosial lintas agama, hingga ikut berperan dalam penanganan isu seperti stunting,” ungkap Ade.

Ia juga menyampaikan rencana kegiatan seperti pertemuan rutin dan ngopi bareng sebagai upaya mempererat silaturahmi dalam suasana informal namun sarat makna kebersamaan.

Senada dengan itu, Kepala Bakesbangpol, Yudi Yustiawan, menyatakan FKUB sebagai mitra strategis dalam menjaga harmonisasi sosial.
“Nuansa harmonis sangat terasa di tengah umat beragama dalam FKUB. Kota Sukabumi adalah salah satu kota paling toleran di Indonesia, dan ini bisa terus dijaga lewat regulasi yang mendukung moderasi beragama,” ujarnya.

Yudi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus membangun keguyuban demi menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menyoroti tantangan zaman yang kini dihadapi dalam konteks keberagaman. Ia menyampaikan bahwa derasnya arus informasi digital sering kali menjadi ujian bagi pemahaman masyarakat terhadap agama.

“Hari ini kita hidup di masa ketika kepercayaan terhadap agama sedang diuji. Banyak orang justru memperoleh pemahaman dari podcast, konten media sosial, bukan dari sumber yang kredibel,” tutur Bobby.

Ia juga mengangkat paradoks sosial yang terjadi di masyarakat—tingginya semangat berderma, namun diiringi dengan angka korupsi yang tak kalah tinggi.
“Di tengah banyaknya simbol-simbol keagamaan, kita justru harus lebih kritis terhadap substansi nilai yang dihayati,” lanjutnya.

Bobby menekankan pentingnya peran FKUB dalam menjembatani generasi muda agar tetap memahami dan menghayati nilai-nilai luhur di tengah era digitalisasi dan disrupsi budaya.

Dengan semangat visi IMAN—Inovatif, Mandiri, Agamis, dan Nasionalis—Pemerintah Kota Sukabumi bersama FKUB terus berikhtiar agar harmoni lintas iman bukan hanya terjaga, tetapi juga bertumbuh dan menyesuaikan diri dengan tantangan zaman.

Pos terkait