Sukabumi, Matanusa.net – Permasalahan sampah di Kabupaten Sukabumi masih menjadi isu krusial yang memerlukan penanganan serius. Menyikapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi menggiatkan sejumlah strategi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, khususnya generasi muda, komunitas, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Kepala DLH Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah harus dibentuk sejak dini agar tercipta kebiasaan yang berkelanjutan. “Kami terus mendorong edukasi lingkungan ke sekolah-sekolah, komunitas pemuda, hingga kelompok ibu-ibu PKK agar kesadaran tentang pengelolaan sampah ini semakin meluas,” ujar Prasetyo saat ditemui, pada Senin (3/3).
Menurutnya, anak muda memiliki potensi besar untuk menggerakkan masyarakat sekitar melalui pendekatan kreatif, seperti kampanye sosial di media digital, aksi bersih-bersih, hingga lomba daur ulang kreatif. “Kreativitas mereka bisa menjadi kekuatan untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa sampah bukan sekadar limbah, melainkan juga punya nilai ekonomis jika dikelola dengan baik,” lanjutnya.
DLH juga menekankan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai landasan utama dalam mengurangi timbunan sampah. Pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, pemilahan sampah rumah tangga, hingga pengolahan sampah organik menjadi kompos terus digalakkan melalui program-program di tingkat desa dan kelurahan.
Perkuat Kolaborasi dengan Pemerintah Desa dan LSM
Selain edukasi langsung, DLH juga memperkuat sinergi dengan pemerintah desa serta sejumlah LSM yang peduli terhadap isu lingkungan. Kolaborasi ini menghasilkan sejumlah program inovatif, mulai dari pengelolaan bank sampah berbasis komunitas, pengembangan teknologi pengolahan sampah, hingga kampanye Gaya Hidup Minim Sampah di ruang-ruang publik.
“Penanganan sampah perlu gotong royong semua pihak. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan komunitas dan masyarakat,” tegas Prasetyo.
Salah satu program yang cukup berhasil adalah bank sampah digital, di mana warga dapat menyetorkan sampah anorganik dan mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan sembako atau pulsa. Program ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga mendorong partisipasi aktif warga dalam memilah sampah sejak dari rumah.
Aksi Nyata Demi Masa Depan Hijau
DLH Kabupaten Sukabumi berharap, melalui edukasi berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor, persoalan sampah bisa diatasi dengan lebih efektif. Kesadaran yang tumbuh di tingkat akar rumput diharapkan menjadi pondasi kokoh menuju Kabupaten Sukabumi yang lebih bersih dan sehat.
“Kalau semua bergerak, dampaknya pasti terasa. Mulai dari kebiasaan kecil, seperti membawa tas belanja sendiri atau mengurangi sampah plastik, kita semua sedang berinvestasi untuk bumi yang lebih baik bagi anak cucu kita nanti,” tutup Prasetyo.