Sukabumi Kota, Matanusa.net – Kebersamaan dan toleransi antarumat beragama kembali terlihat dalam kegiatan Bakti Sosial Lintas Agama yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Sukabumi. Acara yang berlangsung di halaman Kantor Badan Kesbangpol, pada Sabtu (22/3) ini menjadi bukti nyata bahwa keberagaman di Sukabumi dapat diwujudkan dalam aksi sosial untuk membantu sesama.
Dengan mengusung tema “Melalui Baksos Lintas Agama Ke-11, FKUB Kota Sukabumi Sejahterakan Umat”, acara ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, didampingi oleh Kepala Kesbangpol Kota Sukabumi, Yudi Yustiawan, serta perwakilan dari Bimas Kementerian Agama, Bimas Polres Sukabumi Kota, dan Forum Pemuda Lintas Agama.
Sebanyak 800 paket bantuan disalurkan kepada masyarakat dari berbagai agama dan keyakinan sebagai simbol solidaritas. Ketua FKUB Kota Sukabumi, Ade Munhiar, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini yang telah memasuki tahun ke-11.
“Alhamdulillah, kita sudah 11 kali mengadakan baksos sebagai bentuk nyata kerukunan umat beragama. Semua penerima manfaat berasal dari berbagai latar belakang, dan ini menunjukkan bahwa FKUB selalu ingin menjadi mitra strategis pemerintah. Mudah-mudahan Sukabumi bisa semakin toleran,” ujar Ade Munhiar.
Kerukunan: Investasi Terbesar untuk Masa Depan
Kepala Kesbangpol Kota Sukabumi, Yudi Yustiawan, menekankan pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman.
“Kita sangat beragam, dan kohesi sosial harus terus diperkuat. Kota Sukabumi tetap kondusif selama Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, ini bukti bahwa masyarakat mampu menjaga harmoni dalam perbedaan,” katanya.
Senada dengan hal itu, Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menegaskan bahwa FKUB memiliki peran penting dalam mewujudkan visi Kota Sukabumi yang Inovatif, Mandiri, Agamis, dan Nasionalis.
“Kerukunan umat beragama adalah investasi terbesar bagi kita. Di negara ini, kita bisa hidup dalam keberagaman tetapi tetap bersatu, dan itu luar biasa,” ungkap Bobby.
Ia juga mengingatkan bahwa tantangan ke depan bukan hanya konflik fisik, tetapi juga ancaman digital, seperti penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) dalam menyebarkan konten yang memecah belah masyarakat.
“Kita harus waspada terhadap manipulasi digital yang bisa mengganggu persatuan bangsa. Ke depan, tantangan terbesar bukan lagi terorisme konvensional, tetapi bagaimana kita menghadapi penyalahgunaan teknologi,” tandasnya.
Acara ditutup dengan penyerahan bantuan secara simbolis kepada penerima manfaat, menegaskan bahwa keberagaman di Sukabumi dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Dengan semangat persatuan dan gotong royong, semua pihak berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan mempererat kebersamaan di tengah masyarakat yang majemuk.