60 Menit, Ratusan Pelanggar di Slipi Terjaring Tilang WhatsApp

Hari Pertama Tilang WhatsApp di Simpang Slipi Jakarta Barat Sudah Mencapai 228 Pelanggaran dalam Satu Jam. (Foto: Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya).

Matanusa, Jakarta – Hari pertama penerapan tilang non-manual melalui WhatsApp langsung mengungkap realitas buruk disiplin berkendara di ibu kota. Dalam satu jam saja, pada Senin (20/1/2025) pagi, sebanyak 228 pelanggaran lalu lintas tercatat di Simpang Slipi, Jakarta Barat.

Pantauan dari pukul 08.10 hingga 09.10 WIB menunjukkan kawasan ini dipadati kendaraan dari berbagai arah, termasuk Jalan Gatot Subroto menuju Jalan S Parman dan Palmerah. Namun, padatnya arus lalu lintas tidak menghalangi pengendara untuk melanggar aturan.

Ragam Pelanggaran

Pelanggaran paling banyak didominasi penerobosan lampu merah, dengan jumlah mencengangkan, yaitu 118 kendaraan. Selain itu:

  • Pengendara tanpa helm: 47 orang
  • Berhenti di zebra cross saat lampu merah: 54 kendaraan
  • Muatan berlebih: 9 kendaraan

Kendati sistem tilang WhatsApp telah mulai diterapkan, pengawasan fisik di lokasi masih minim. Petugas baru terlihat di lapangan pada pukul 08.55 WIB, hampir satu jam setelah rentetan pelanggaran terjadi.

Seorang polisi bahkan sempat membentak pengendara yang nekat melanggar. Kehadiran polisi akhirnya membuat lalu lintas lebih tertib, meski banyak pengendara sebelumnya sudah mencuri kesempatan untuk melanggar.

Langkah Baru, Tantangan Baru

Sistem tilang WhatsApp yang merupakan bagian dari program Cakra Presisi resmi diluncurkan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pada hari ini. Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ojo Ruslani menjelaskan, sistem ini dirancang untuk mempermudah penegakan hukum tanpa perlu kehadiran langsung polisi di jalan. “Iya, sudah mulai diterapkan,” ujar Ojo.

Namun, tantangan tetap ada. Minimnya kehadiran petugas di lapangan di hari pertama menunjukkan pentingnya kombinasi sistem digital dan pengawasan fisik untuk memastikan pengendara mematuhi aturan,” tutup Ojo.

Dengan tingginya angka pelanggaran di hari pertama, sistem ini masih butuh waktu untuk benar-benar efektif. Mampukah tilang WhatsApp menjadi solusi atau justru memunculkan celah baru? Waktu akan membuktikan.

Pos terkait