Matanusa – Sukabumi – Berdasarkan pemantauan terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak rilis terakhir pada 07 Maret 2024, potensi hujan sedang-lebat telah mewarnai sejumlah wilayah Indonesia. Dampak dari dinamika atmosfer yang meningkat telah menyebabkan hujan dengan intensitas ekstrem di berbagai daerah sejak tanggal 08 hingga 14 Maret 2024.
Fenomena bibit Siklon Tropis 91S dan 94S telah mempercepat kecepatan angin hingga mencapai 35 knot, berpotensi menyebabkan gelombang tinggi di perairan Indonesia. Ditambah lagi, fase Bulan Baru bersamaan dengan Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) juga berkontribusi pada peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum, meningkatkan risiko banjir pesisir di sejumlah wilayah.
Wilayah dengan tinggi gelombang mencapai 4.0 – 6.0 meter terutama terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTB.
Update terbaru mengenai dinamika atmosfer menunjukkan potensi peningkatan curah hujan yang signifikan akibat aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby Equatorial, dan keberadaan bibit Siklon Tropis 91S, 94S, dan 93P.
BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak panik terkait informasi bibit Siklon Tropis, namun tetap waspada akan kemungkinan cuaca ekstrem. Masyarakat juga diminta untuk melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kondisi cuaca dan potensi pembentukan bibit Siklon Tropis, serta memantau perkembangan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.
Potensi cuaca ekstrem yang meliputi hujan sedang-lebat, kilat, dan angin kencang diperkirakan akan berlanjut hingga 18 Maret 2024 di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.