Matanusa, Sukabumi – Dalam Rakor Dwimingguan Pengendalian Inflasi Daerah, pada (15/02/24). Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyatakan optimisme bahwa inflasi di Kota Sukabumi akan tetap terkendali pada tahun 2024. Yuke Mauliani Septina dari Biro Perekonomian Setda Jabar menegaskan bahwa pengendalian inflasi menjadi prioritas utama, mengingat dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan tingkat kemiskinan.
Langkah-langkah pengendalian inflasi di Jawa Barat, termasuk Kota Sukabumi, ditekankan melalui Rapat Koordinasi Dwimungguan. Target inflasi Jawa Barat di tahun 2024 ditetapkan sebesar 2,5%, yang lebih optimis dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski Jawa Barat menghadapi inflasi sebesar 6% pada Januari 2023, upaya pengendalian berhasil menurunkannya hingga Januari 2024, di mana inflasi Jawa Barat berada di atas 3%. Kota Sukabumi mencatat inflasi sebesar 2,5%, sementara Subang mencatat inflasi tertinggi di Jawa Barat, yaitu 4,9%.
Beberapa faktor seperti kenaikan harga BBM dan tarif air minum mempengaruhi inflasi di awal tahun 2023. Meski harga komoditas strategis seperti beras, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam naik di beberapa daerah, Kota Sukabumi masih mempertahankan stabilitas harga komoditas.
Pengendalian inflasi dihadapi tantangan seperti ketidakpastian global, disparitas pasokan dan distribusi barang, serta gejolak harga pangan. Pemerintah Jawa Barat mengambil langkah strategis, termasuk memperkuat koordinasi antar pemerintah daerah, operasi pasar, peningkatan produksi pangan, dan memperkuat sistem distribusi barang.
Pemerintah Kota Sukabumi optimis bahwa kerja sama dan sinergi dari semua pihak dapat mengendalikan inflasi di tahun 2024. Pengendalian inflasi dianggap krusial untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, sambil menghindari penurunan daya beli dan peningkatan kemiskinan.