MATANUSA.NET SUKABUMI –
Wakil Bupati Sukabumi H. Iyos Somantri memaparkan sejumlah inovasi yang telah dilakukan pemkab dalam penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Sukabumi. Paparan tersebut disampaikannya secara virtual dalam penilaian kinerja stunting tingkat Provinsi Jabar di Pendopo Sukabumi, Selasa, 5 Juli 2022.
Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat beberapa inovasi yang dimiliki Kabupaten Sukabumi. Hal itu seperti gerakan sanitasi total sa Sukabumi (Gesit Sabumi), dokter masuk kampung, beras nutrizink, suami-suami pendukung ASI (Suspensi), ku obati stunting dengan surveilans dan sekolah gizi keluarga (Kuota Segiga), dan rumah tema dalam rangka pengembangan anak usia dini.
H. Iyos mengatakan, semua inovasi itu dilakukan dalam rangka menurunkan angka stunting. Seperti halnya dokter masuk kampung, itu merupakan salah satu layanan kesehatan yang turun langsung ke masyarakat untuk memeriksa kesehatan, salah satunya masalah stunting.
“Kami juga ada suspensi (suami-suami pendukung ASI). Itu seperti kelas untuk suaminya siaga dan bisa membantu menangani si ibu menyusui agar tidak stres. Ini hal sederhana yang bermanfaat,” ujarnya.
Tak hanya itu saja, Pemkab Sukabumi pun memiliki beras nutrizink. Beras itu yang di tanam di beberapa tempat di Kabupaten Sukabumi ini, memiliki kandungan gizi serta protein yang sangat bagus.
“Beras nutrizink ini diberikan kepada keluarga yang stunting dan terancam stunting,” ucapnya.
Selain itu, Pemkab Sukabumi pun membuat sejumlah peraturan untuk menangani stunting. Hal itu seperti Peraturan Bupati No 92 Tahun 2018 Tentang Rencana Aksi Daerah Penanganan dan Penanggulangan Stunting.
“Ada juga Keputusan Bupati Sukabumi Nomor: 440/Kep.822-Dinkes/2019 tentang pembentukan tim koordinasi penurunan stunting,” ungkapnya.
Semua yang dilakukan Pemkab Sukabumi ini, melibatkan unsur pentahelix. Sebab, penanganan stunting tidak bisa hanya dilakukan pemda saja.
“Semua pihak terlibat dalam menangani dan mengurangi angka stunting di Kabupaten Sukabumi,” jelasnya.
Hasil kerjasama pentahalix ini, menurutnya terlihat dari angka stunting Kabupaten Sukabumi yang relatif lebih rendah jika dibandingkan Jawa Barat.
“Angka stunting kita 24,2 persen. Sementara provinsi 24,5 persen. Kita jauh lebih baik dari provinsi,” pungkasnya.
Reporter : R.Iyan Satria/Dokpim