Reporter : Heri. S/Red
SUKABUMI matanusa.net –
Sejarah ayam pelung di indonesia ternyata cukup panjang, pertama kali ditemukan oleh K.H, Djarkasih sekitar pada tahun1850 diwilayah Bunikasih, Cianjur, hingga saat ini ayam degan suara khas, banyak digemari sebagai unggas untuk kontes yang sangat bergengsi.
Seperti diketahui, kali ini kontes ayam pelung, diselenggarakan dilapang Bale Sawala Desa Parungseah, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, minggu (20/02/22), terlihat kegiatan kontes berjalan lancar dan tertib dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Acara perlombaan kontes ayam pelung yang digelar, dibagi menjadi tiga jenis diantaranya, Jajangkar, umum, dan perang bintang, yang dibuka secara simbolis ayam pelung dimasukan ke kajeng (kurung kontes) oleh Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Ir. Hajjah, Dedah Herlina MSi, dengan didampingi oleh Camat Sukabumi, juga Kepala Desa (Kades) Parungseah sebagai tuan rumah.
Ketua panitia pelaksana perlombaan kontes ayam pelung Taupik Gagan kepada awak media mengatakan, ayam pelung disukabumi memiliki potensi besar untuk membawa nama baik daerah hingga skala nasional. Untuk itu tentunya kita semua harus memahami, bagaimana karakteristik dan budidaya ayam pelung untuk meningkatkan ekonomi bagi masyarakat, kata Gagan, (Minggu, 20/2/22).
Lebih lanjut, Gagan menghimbau kepada para peserta yang hadir, agar selalu menerapkan prokes ketat. Terlebih, kepada pihak panitia agar terus menyerukan penerapan prokes bagi peserta yang hadir.
Alhamdulillah dalam kegiatan kontes, terlihat satgas covid tingkat kecamatan lakukan melakukan proses tindakan Swab kepada para peserta yang hadir. Kesediaan alat prokes telah dipersiapkan oleh pihak kepanitiaan, muali dari ratusan masker sampai hand sanitizer tersedia di meja pendaftaran, pungkasnya.
Senada, Kades Parungseah, Muhamad Munir menyampaikan,
Kami, ” sangat mendukung dengan upaya pelestarian budaya ditanah sunda di Jawa Barat, salah satunya kontes ayam pelung yang notabenenya merupakan seni warisan leluhur masyarakat sunda “.
Melalui kontes ini, kami mengajak kepada seluruh generasi muda untuk peduli kepada endemi atau hewan asli jawa barat, pasalnya berbicara ayam pelung, tidak hanya peternakan saja, akan tetapi ada budaya tradisi atau budaya lokal, hal itu yang akan kita akan kembangkan sebagai generasi milenial, jelasnya.
Masih kata Munir, selain kegiatan kontes ayam pelung, kami juga memberdayakan pelaku usaha kecil menengah untuk meningkatkan,dan memajukan ekonomi masyarakat yaitu UMKM, tutupnya.
Redaktur : D2