Turunnya Minat Kesenian Tradisional, Begini Tanggapan Seniman Sukabumi

Tampak giat Penampilan Ngarinding oleh Komunitas Karasukan.

SUKABUMI matanusa.net –

Menurunnya minat kesenian pada generasi muda membuat resah bagi para seniman, Rasa bangga dan kepedulian melestarikan budaya kurang tertanam di generasi muda di Sukabumi saat ini, selain itu minat mereka untuk mempelajarinya aga berkurang, tak ayal kini hampir banyak lebih tertarik belajar kebudayaan asing.

Kesenian tradisional salah satu hal wajib yang harus kita jaga, sebagai generasi penerus, generasi muda harus ikut melestarikan kebudayaan seni musik Ngarinding di Indonesia, pasalnya kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga.

Seperti kita ketahui, salah satu komunitas kesenian Karasukan yang berlokasi di Desa Sukamaju, Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawabarat, merupakan komunitas yang bergerak dalam kebudayaan tradisional, yang tetap eksis dan terjaga.

“Minat tetap ada namun masih sangat sedikit yang ikut melestarikan Kesenian di Sukabumi” tutur Kang Dimas, salah satu seniman Karasukan, Sukabumi, kepada awak media.

Penurunan minat generasi muda dalam melestarikan Kesenian Tradisional yang terjadi hingga kini bahkan mencapai 50%, kendati demikian, kita tidak boleh sepenuhnya menyalahkan generasi muda kalau tidak mengenal kesenian tradisi daerahnya, karena generasi muda sekarang juga harus dikenalkan dengan budaya-budaya daerahnya masing-masing, ucapnya.

hal senada, kang Sony Zulkarnaen yang mana selaku seniman Sukabumi mengatakan, ”Sebetulnya sangat ironis, kita yang asli malah dianggap asing di tempat kita sendiri, namun itulah resiko yang harus kita hadapi untuk memperkenalkan sesuatu yang seharusnya malah jadi identitas diri kita sendiri,”ucapnya, Sabtu (5/3/2022). 

Lanjut, generasi muda harus menjadi penerus kesenian, kalau dalam istilah budaya di kasundaan itu (“Kedah emut karna purwadaksi”), Jadi harus tau asal muasal kita darimana, Kalau kita tinggalkan tradisi budaya kita sendiri, kita menggunakan budaya oranglain, maka tradisi kita itu akan hilang, bahkan tidak bisa dijangkau oleh generasi berikutnya, karena jati diri suatu bangsa itu adalah tradisi itu sendiri.  

Generasi muda sudah banyak yang kecanduan dengan budaya asing, namun ketertarikan setiap manusia ada titik jenuh, misalkan mereka bermusik dengan lagu-lagu yang memang bukan asli dari daerahnya, para seniman menarik generasi muda dengan cara pengemasan dan penampilan  yang semenarik mungkin, dan memberitahukan bahwa tradisi ini bukan hal yang kuno tetapi tetap peninggalan atau regenerasi.  

Lebih jauh, upaya melestarikan Kesenian di Sukabumi, yaitu dengan cara melibatkan diri dibanyak skema musik independent, membawa warna tradisi di tiap kesempatan untuk tampil. Walaupun awalnya terkesan aneh, namun karena berusaha untuk di lirik oleh generasi muda, mulai mencoba memasukan instrumen tradisional kedalam musik modern menjadi salah satu cara agar menarik perhatian generasi muda. 


Akhirnya lambat laun generasi muda mulai kenal dengan kesenian, namun cara tersebut belum 100% berhasil karena sejauh ini pun masih terus berjalan untuk selalu mengenalkan kesenian kepada generasi muda, bebernya.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan pemajuan kebudayaan tersebut tidak hanya dengan upaya pelestarian kebudayaan, tapi juga bisa dengan memberdayakan sumber daya manusianya. Salah satunya lewat mengajarkan kesenian-kesenian asli Indonesia di sekolah. 

Generasi muda harus ada ketertarikan yang timbul dari hati, diajarkan bagaimana cara menjaganya, bagaimana bisa memainkannya. Kecintaan kepada tradisi itu tidak hanya dari rasa penasaran saja, namun dari hatinya juga.  
  
Seniman Sukabumi memainkan Karinding, jikalau generasi muda tidak ada yang meneruskan tradisi dari leluhurnya, maka dia tidak punya jati diri, jadi suatu bangsa itu kalau sudah tidak punya tradisi, maka tidak akan ada jati diri, sambungnya.
 
Terkait masalah Melestarikan kesenian tradisional, kita sebagai generasi muda jangan membatasi diri untuk melihat sisi seni, karena setiap seni itu punya historis nya masing-masing, perlu digali historisnya bagaimana agar timbul kecintaan kepada seni itu sendiri yaitu mau seni modern atau seni tradisi. Tetapi kita harus tahu darimana kita berasal, kita juga harus tahu bagaimana orang dahulu berkesenian, Maka dari itu kita harus lebih terbuka, tambah Kang Hilmar, selaku seniman Sukabumi.

Kontributor : Anggita VICA (Mahasiswi IPB)

Red

Print Friendly and PDF

BERITA INFORMASI RAKYAT