Sukabumi | Matanusa.net – Wilayah Bogor dan Sukabumi dilanda rangkaian gempa bumi beruntun sejak Sabtu (20/9/2025) malam hingga Minggu (21/9/2025) pagi. Getaran yang terjadi berkali-kali membuat warga di sejumlah daerah terkejut dan khawatir, meski tidak menimbulkan kerusakan serius.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 31 kali gempa dalam kurun waktu sekitar 8 jam, terdiri dari satu gempa utama berkekuatan magnitudo 4,0 dan 30 gempa susulan. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya dirasakan cukup jelas oleh masyarakat.
Kronologi Gempa
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Sukabumi, Agung Saptaji, menjelaskan gempa utama terjadi pada Sabtu malam pukul 23.47 WIB. Episenter gempa berada di darat, 26 km timur laut Kabupaten Sukabumi, pada kedalaman hanya 7 km.
“Gempa ini termasuk kategori dangkal karena dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Namun, sesar yang menjadi sumbernya belum dapat dipastikan,” ungkap Agung, pada Senin (22/9/2025).
Setelah gempa utama, rentetan guncangan terus terjadi hingga Minggu pagi. Getaran susulan terbesar mencapai magnitudo 3,8, sedangkan yang terkecil M1,9.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut pola gempa ini menyerupai gempa swarm—yakni gempa yang terjadi beruntun dalam periode singkat. “Fenomena ini pernah terjadi di kawasan yang sama pada tahun 2019 dan Desember 2023. Artinya, wilayah ini memang memiliki aktivitas tektonik berulang,” jelasnya.
Wilayah Terdampak
Guncangan paling terasa berada di Kalapanunggal dan Kabandungan, dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity). Getaran dirasakan cukup kuat sehingga membuat sebagian warga terbangun dari tidur dan berhamburan keluar rumah.
Di Kota Bogor, gempa dirasakan pada skala II-III MMI, sedangkan di Palabuhanratu dan Parungkuda terasa lebih ringan, yakni skala II MMI. BMKG memastikan hingga Minggu pagi belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa.
Imbauan BMKG
Meski tidak menimbulkan kerusakan, BMKG meminta masyarakat tetap waspada. Gempa susulan diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari mendatang, tetapi dengan kekuatan yang cenderung menurun.
“Warga tidak perlu panik dan jangan percaya isu-isu menyesatkan atau hoaks. Informasi resmi hanya bisa diperoleh melalui kanal BMKG,” tegas Agung.
BMKG juga mengingatkan masyarakat di zona rawan gempa untuk meningkatkan kesiapsiagaan, seperti memastikan jalur evakuasi di rumah masing-masing, menyimpan dokumen penting di tempat aman, serta segera mencari lokasi terbuka bila terjadi guncangan kuat.
Catatan Sejarah
Wilayah Bogor-Sukabumi dikenal rawan gempa karena keberadaan sejumlah sesar aktif. Catatan BMKG menunjukkan, gempa swarm pernah mengguncang daerah ini pada 2019 dan Desember 2023, dengan pola serupa: gempa kecil beruntun dalam waktu singkat.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa aktivitas tektonik di kawasan tersebut masih dinamis dan perlu terus dipantau. BMKG menegaskan pihaknya akan selalu memberikan pembaruan melalui situs resmi, aplikasi BMKG, maupun kanal media sosial.