Sukabumi | Matanusa.net – Aksi unjuk rasa yang digelar oleh Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Sukabumi, pada Rabu (11/6/2025), menjadi sorotan publik. Sekitar 50 mahasiswa berkumpul di Plaza Balai Kota Sukabumi untuk menyuarakan kekecewaan terhadap 100 hari kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki dan Bobby Maulana.
Massa aksi membawa spanduk bertuliskan kritik terhadap 111 hari kinerja kepala daerah yang dinilai belum memenuhi janji kampanye. Beberapa tuntutan utama mereka mencakup layanan kesehatan gratis, akses pendidikan yang merata, dugaan nepotisme birokrasi, serta minimnya perhatian terhadap program pemberdayaan perempuan dan anak.
Uniknya, aksi ini mendapat perhatian langsung dari Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana. Ia menyempatkan diri hadir di tengah massa dan mendengarkan langsung aspirasi yang disampaikan mahasiswa.
Dalam pernyataan resminya secara terpisah, Bobby Maulana menegaskan bahwa 100 hari pertama pemerintahan merupakan tahap awal dari proses panjang mewujudkan perubahan.
“Sejatinya 100 hari juga bukan segala-galanya. Kami berusaha melaksanakan janji politik secara bertahap. Beberapa di antaranya seperti program insentif, beasiswa, bantuan untuk pedagang kecil, dan anak yatim sudah mulai kami realisasikan,” ujarnya.
Bobby menambahkan bahwa dirinya dan Wali Kota Ayep Zaki bekerja setiap hari, termasuk di akhir pekan, demi memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik. Namun, ia juga mengakui tantangan besar yang dihadapi, terutama terkait keterbatasan fiskal daerah.
“Kota Sukabumi masih dalam posisi fiskal lemah, sangat tergantung pada transfer pusat dan provinsi. Karena itu, kami berupaya menaikkan pendapatan daerah. Salah satunya lewat penertiban reklame yang terbukti meningkatkan PAD secara signifikan,” jelasnya.
Sebagai bentuk transparansi, Bobby menyebut bahwa Pemerintah Kota tengah menyiapkan publikasi terbuka terkait data realisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) per 31 Mei 2025.
“Kami sedang menyiapkan publikasi terbuka, mungkin melalui podcast bersama Pak Wali Kota, agar masyarakat tahu peningkatan PAD Kota Sukabumi,” pungkasnya.
Aksi mahasiswa ini menjadi penanda bahwa masyarakat, khususnya generasi muda, terus mengawal jalannya pemerintahan. Di sisi lain, pemerintah menunjukkan itikad terbuka dalam menerima kritik serta menjelaskan langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan.