Matanusa, Sukabumi – Jembatan Cipalasari, penghubung utama antara Kampung Palasari dan Kampung Cioray, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, ambruk pada Sabtu (16/11/24) dini hari. Diduga, pondasi jembatan yang sudah lapuk tak mampu menahan derasnya arus air hingga akhirnya roboh. Beruntung, tidak ada korban jiwa, namun dampaknya begitu besar bagi warga yang kini kesulitan beraktivitas.
Sejak jembatan itu runtuh, akses kendaraan roda dua maupun roda empat total terputus. Pejalan kaki pun harus nekat melewati jalur darurat dari bambu seadanya, yang sangat berisiko.
Warga: Kami Kesulitan, Pemerintah Harus Cepat Bertindak!
Bagi warga, jembatan ini adalah urat nadi kehidupan. Pelajar, pedagang, dan pekerja yang sehari-hari melintas kini harus mencari jalan alternatif yang lebih jauh dan memakan waktu lama.
“Sekarang, pejalan kaki saja harus ekstra hati-hati. Sementara kendaraan benar-benar tidak bisa lewat. Kami berharap ada solusi cepat, minimal jembatan darurat dulu,” ujar salah satu warga, pada Minggu (16/2).
Tak hanya itu, kondisi ini juga membuat aktivitas ekonomi terhambat. Pedagang yang biasanya mengantar barang ke pasar harus memutar lebih jauh, sementara anak-anak sekolah terpaksa berjalan kaki lebih lama.
“Kami hanya bisa berharap ada tindakan segera. Jangan sampai kami terus-terusan kesulitan,” tambah warga lainnya.
Warga Minta Jembatan Permanen, Bukan Sekadar Perbaikan Sementara
Warga mendesak pemerintah, khususnya BPBD, Dinas PU, dan Disperkim Kabupaten Sukabumi, untuk segera turun tangan. Mereka berharap tak hanya dibuatkan jembatan sementara, tetapi dibangun jembatan permanen yang lebih kokoh agar kejadian serupa tak terulang.
“Kami ingin pemerintah benar-benar serius menangani ini. Jangan sekadar tambal sulam, tapi bangun jembatan yang kuat agar aman untuk jangka panjang,” harap seorang warga.
Hingga kini, warga masih menunggu langkah konkret dari pemerintah. Harapan mereka hanya satu: perbaikan segera, agar kehidupan kembali normal dan mereka bisa melintas dengan aman tanpa rasa khawatir.