Wacana Bus Cibinong-Puncak Menuai Kontroversi, Aliansi Masyarakat: Justru Tambah Macet!

Kondisi Arus Lalu Lintas Di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. (Foto: Ist).

Matanusa, Bogor – Wacana pengadaan bus dengan rute Cibinong hingga Kawasan Puncak Bogor oleh Kementerian Perhubungan RI mulai menuai kritik dari berbagai kalangan. Sekretaris Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS), Azet Basuni, menilai bahwa rencana tersebut bukanlah solusi efektif dalam mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Puncak. Sebaliknya, menurutnya, pengadaan bus tersebut justru akan memperburuk kondisi lalu lintas yang sudah sangat padat.

“Rencana bus rute Cibinong – Puncak harus dibatalkan, karena ini justru akan menambah masalah baru,” tegas Azet dalam konferensi pers yang digelar, pada Selasa (7/1). Menurutnya, penambahan armada bus besar ke dalam jalur utama Puncak hanya akan menambah volume kendaraan dan memperburuk kemacetan, khususnya di akhir pekan dan musim liburan.

Azet juga menyoroti bahwa bus dengan kapasitas besar bukanlah pilihan ideal bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan Puncak. Banyak wisatawan yang lebih memilih menggunakan kendaraan roda dua atau mini bus, karena dapat dengan mudah mengakses jalur alternatif yang menghindari kemacetan panjang yang sering terjadi di jalur utama. Selain itu, kendaraan pribadi seperti motor dianggap lebih fleksibel dalam memilih rute dan lebih efisien untuk perjalanan singkat menuju tempat wisata.

“Solusinya bukan dengan menambah bus besar, tapi dengan meremajakan angkutan umum yang sudah ada, seperti angkot, dan menjadikannya transportasi wisata yang nyaman, aman, serta ramah lingkungan,” lanjut Azet. Ia mengungkapkan bahwa banyak wisatawan yang lebih memilih kenyamanan angkutan kecil yang bisa mengakses tempat wisata secara langsung, tanpa terjebak dalam kemacetan panjang.

Selain itu, AMBS juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur jalan yang lebih baik sebagai salah satu solusi kemacetan. Menurut mereka, pembangunan Fly Over di Gadog dan Under Pass di Megamendung dan Cisarua akan lebih efektif dalam mengatasi masalah lalu lintas di Puncak. “Pemerintah perlu berani melaksanakan proyek infrastruktur yang sudah lama digagas, agar kemacetan bisa terurai dengan lebih baik,” tegas Azet.

Meskipun mendapat kritik, rencana pengadaan bus rute Cibinong – Puncak ini tetap didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, sebelumnya menyampaikan bahwa pengadaan bus ini diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat yang ingin berwisata ke Puncak tanpa harus menggunakan kendaraan roda dua. Diharapkan, dengan adanya bus tersebut, wisatawan bisa lebih nyaman dan mengurangi penggunaan sepeda motor yang kerap menyebabkan kemacetan.

“Rencananya, pada awal 2025, kami akan memulai pengadaan 15 hingga 20 bus untuk rute ini, yang akan disubsidi oleh pemerintah. Masyarakat bisa parkir kendaraan pribadi mereka di daerah Karadenan atau titik lainnya, lalu melanjutkan perjalanan ke Puncak dengan bus dengan tarif yang sangat terjangkau,” jelas Suntana pada Kamis (26/12/2024). Dengan biaya transportasi yang murah dan layanan yang terjangkau, diharapkan warga dapat memilih bus sebagai alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Meskipun demikian, sejumlah pihak tetap meragukan efektivitas rencana ini, mengingat tantangan besar dalam mengelola kepadatan lalu lintas di Puncak yang melibatkan banyak faktor, termasuk jumlah kendaraan yang terus meningkat serta infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung. Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi dan mengkritisi kebijakan ini pun dianggap sangat penting agar solusi yang diambil benar-benar dapat menjawab masalah kemacetan secara menyeluruh.**(Zainal).