Matanusa, Sukabumi – Masalah sampah perkotaan di Kota Sukabumi mendapat perhatian serius dengan dilakukannya penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kota Sukabumi dan PT. Semen Jawa (SCG), pada Kamis (22/08/2024). Acara yang berlangsung di Ruang Utama Balai Kota Sukabumi ini menjadi tonggak baru dalam upaya mengatasi penumpukan sampah di TPS Cikundul dan menjadikan sampah lebih bernilai ekonomis melalui pemanfaatan sebagai Refused-Derived Fuel (RDF).
MoU ini ditandatangani oleh Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, dan Direktur PT. Semen Jawa, Peramas Wajananawat, dengan disaksikan oleh sejumlah pejabat Pemerintah Kota Sukabumi serta personalia PT. Semen Jawa.
Dalam sambutannya, Direktur PT. Semen Jawa, Peramas Wajananawat, menyatakan optimisme bahwa kerja sama ini akan membawa dampak positif. Ia menegaskan bahwa keberhasilan kerja sama sebelumnya dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam proyek pembangunan di Cimenteng yang hampir selesai, menjadi modal penting untuk keberhasilan proyek ini.
“Kami sangat optimis bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan manfaat besar. Penandatanganan MoU ini menjadi langkah awal dari kerja sama yang baik antara kedua belah pihak,” ungkap Peramas.
Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, juga menyambut baik kerja sama ini dan mengapresiasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Sukabumi sebagai pengampu dalam penanganan sampah perkotaan. Ia menekankan bahwa masalah sampah bukan hanya masalah lokal, melainkan juga menjadi persoalan global yang membutuhkan solusi inovatif dan berkelanjutan.
“Pemanfaatan RDF diharapkan dapat mengurangi penumpukan sampah di TPA Cikundul dan menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Ini adalah cerminan komitmen kuat antara pemerintah dan pihak swasta yang manfaatnya akan langsung dirasakan oleh masyarakat,” tambah Kusmana.
Kolaborasi ini menandai babak baru dalam inovasi pengelolaan sampah perkotaan di Kota Sukabumi, di samping upaya lain yang telah dilakukan, seperti optimalisasi TPS-3R. Diharapkan, MoU ini menjadi langkah penting dalam menciptakan solusi yang menjadikan sampah memiliki nilai ekonomis.