Menjelajahi Keindahan dan Sejarah di Balik Candi Prambanan Yogyakarta

Candi Prambanan Yogyakarta. (Foto: Ari).

Matanusa, Yogyakarta— Berwisata yang menyenangkan tidak selalu harus memilih tempat-tempat keramaian seperti mall, bioskop, atau tempat hiburan modern lainnya.

Tempat yang jauh dari hiruk-pikuk, seperti candi-candi peninggalan masa lalu, sebenarnya tak kalah menyenangkan. Bahkan, dengan berwisata ke objek peninggalan arkeologi seperti ini, lapar mata maupun lapar pengetahuan bisa dipenuhi.

Objek wisata candi tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur, tetapi juga memberikan wawasan sejarah dan kebudayaan yang berharga. Melalui wisata edukasi di situs-situs bersejarah, kita dapat belajar dan menghargai warisan nenek moyang serta memperkaya pengetahuan kita tentang masa lalu.

Salah satu objek wisata candi yang tak boleh dilupakan adalah Candi Prambanan. Candi Hindu terbesar di Indonesia ini terletak di Kranggan, Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi Prambanan menawarkan wisata edukasi dengan keindahan bangunan candi dan lingkungan alam yang menawan.

Candi Prambanan tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga dapat dijadikan sebagai wisata edukasi mengenai kebudayaan dan sejarah masa lalu. Berdiri megah dengan tiga candi utama yang didedikasikan untuk Trimurti dalam agama Hindu: Siwa, Wisnu, dan Brahma, Candi Prambanan juga dilengkapi dengan candi-candi perwara yang menambah kekayaan arkeologisnya.

“Candi Prambanan sangat bagus sebagai tempat rekreasi, karena selain pemandangannya bagus untuk foto-foto, saya juga bisa belajar mengenai sejarah dan budaya masyarakat masa lalu,” ujar Ari, salah satu pengunjung Candi Prambanan kepada Awak Media Matanusa, pada Rabu (24/7/2024).

Pengunjung bisa datang ke Candi Prambanan setiap hari Selasa sampai Minggu dengan jam kunjung pukul 06.30 — 17.00 WIB. Pada waktu-waktu tersebut, Anda bisa memuaskan diri menyaksikan keindahan dan kemegahan Candi Prambanan. Namun, jika pengunjung datang pada hari Senin, hanya bisa berwisata di taman saja.

Salah satu hal yang menarik dari Candi Prambanan adalah reliefnya. Relief yang dipahat pada pagar sisi dalam yang mengelilingi bangunan candi utama, yakni candi Siwa, candi Brahma, dan candi Wisnu, menceritakan kisah Ramayana. Kisah Ramayana ini cukup melegenda dan diceritakan secara turun-temurun. Relief ini menggambarkan berbagai adegan dari kisah Ramayana, seperti penculikan Sita oleh Rahwana, perjalanan Hanuman, dan pertempuran besar antara Rama dan Rahwana.

Kisah pada relief inilah yang mendasari adanya pertunjukan Sendratari Ramayana yang biasanya digelar di Ramayana Ballet Prambanan. Pertunjukan ini menggabungkan seni tari, musik, dan drama untuk mengisahkan cerita Ramayana dan telah menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Reliefnya ini yang membuat Candi Prambanan menjadi lebih artistik dan menjadi daya tarik tersendiri,” imbuh Sandi, seorang pengunjung lain.

Relief yang dipahat pada Candi Prambanan tidak hanya sebagai bukti keindahan bangunannya, tetapi juga menjadi bukti bahwa seni yang diciptakan dengan sungguh-sungguh dapat bertahan lama dan akan terus dikenang sepanjang masa.

Untuk masuk ke Candi Prambanan, setiap pengunjung dikenai biaya Rp 50.000 bagi pengunjung di atas umur 10 tahun, sedangkan bagi anak-anak usia 3 — 10 tahun dikenai biaya setengahnya, yakni Rp 25.000. Harga tiket ini sudah termasuk akses ke area candi utama serta beberapa fasilitas penunjang lainnya, seperti taman yang luas, tempat istirahat, dan area bermain anak-anak. Pengunjung juga dapat menikmati pemandu wisata yang siap memberikan informasi lebih mendalam mengenai sejarah dan cerita di balik setiap sudut Candi Prambanan.

Kontributor: Ari.