Sukabumi Serukan Aksi Nyata untuk Krisis Iklim di Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 2024

Foto: Dokpim.

Matanusa, Sukabumi – Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, dalam sambutannya pada Apel Hari Lingkungan Hidup Se-dunia tingkat Kota Sukabumi di SMP IT Hayatan Thayyibah, pada Kamis (20/06/2024), menyerukan komitmen bersama dari seluruh pihak untuk menyelesaikan krisis iklim dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Mengusung tema “Penyelesaian Krisis Iklim dengan Edukasi dan Kolaborasi”, Kusmana Hartadji menekankan pentingnya inovasi yang konsisten dan adil oleh semua pemangku kepentingan untuk mengatasi krisis iklim.

“Tiga isu prioritas lingkungan hidup di Kota Sukabumi adalah persampahan, kualitas air, dan kebencanaan. Berbagai upaya telah dilakukan, di antaranya bersih-bersih sungai, penanaman pohon dan benih ikan, talkshow lingkungan, Jumsih, dan LH Goes to School,” ujarnya.

Penjabat Wali Kota juga menyoroti masalah sampah, khususnya plastik sekali pakai, yang menjadi penyumbang utama pencemaran. Kusmana Hartadji mendorong penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui TPS3R dan Bank Sampah, serta pembangunan TPA Sanitary Landfill dengan bantuan dari Kementerian PUPR.

Upaya pelestarian kualitas air juga menjadi fokus, dengan indeks kualitas air Kota Sukabumi pada tahun 2023 mencapai 52,76 dalam kategori sedang. Sedangkan indeks kualitas udara mencapai 84,24 dalam kategori baik.

“Saya mengajak masyarakat untuk terus menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan berbagai langkah, seperti membersihkan sampah plastik di bantaran sungai, kawasan perkantoran, dan tempat umum lainnya,” lanjutnya.

Ia berharap dengan kolaborasi dan komitmen bersama, Kota Sukabumi dapat menjadi kota yang lebih bersih, hijau, dan bebas sampah.

Pada tahun 2023, Kota Sukabumi menghasilkan sampah sebanyak 67.308,30 ton. Sebagian besar, 99,22%, telah dikelola, namun masih terdapat 0,78% sampah yang tidak tertangani. Penanganan sampah ini terbagi menjadi 73,21% untuk pengolahan dan 26,01% untuk pengurangan.

“Pergeseran gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat, terutama penggunaan plastik sekali pakai, menjadi salah satu faktor utama di balik permasalahan sampah ini,” terang Kusmana Hartadji.

Sampah yang dibuang ke tempat sampah akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan kemudian diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup.

Kapasitas TPA di Kota Sukabumi semakin terbatas, sehingga diperlukan solusi untuk memperpanjang umurnya. Pembangunan TPA Sanitary Landfill dengan bantuan dari Kementerian PUPR diharapkan dapat membantu proses pengolahan sampah di TPA Cikundul. Upaya ini perlu diiringi dengan komitmen bersama dari masyarakat untuk mengurangi sampah dan mengelola sampah dengan lebih bertanggung jawab.

“Penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan penggunaan produk ramah lingkungan dapat menjadi langkah awal untuk mewujudkan Kota Sukabumi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Hari Lingkungan Hidup Se-dunia tahun 2024 di Sukabumi juga diisi dengan kegiatan positif seperti membersihkan sungai, pelepasan ikan ke sungai, dan penanaman pohon.

Pos terkait