| Tampak Wali Kota Sukabumi secara simbolis berikan bantuan kepada siswa-siswi SMP, atas inisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi. |
Reporter : R.Iyan Satria/Dadang Kurniawan
SUKABUMI KOTA matanusa.net –
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi memberikan secara simbolis bantuan untuk siswa-siswi yang terdampak bencana banjir, Rabu (2/3/2022) di SMPN 6 Kota Sukabumi. Ada sebanyak 30 siswa – siswi SMP menerima bantuan tersebut.
Aksi kepedulian ini diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Bantuan ini merupakan tahap tiga yang di berikan agar meringankan beban anak-anak sekolah.
Di mana bantuan tersebut diberikan karena ada siswa terdampak bencana seperti seragam dan alat tulis hilang sehingga membutuhkan perhatian. Secara keseluruhan, tercatat 154 siswa yang terdampak bencana di beberapa sekolah di Kota Sukabumi yang harus mendapatkan dukungan dari unsur dunia pendidikan.
” Di tengah keterbatasan, saya sangat bersyukur ketika Pak Kadis mengkoordinir MKKS menyalurkan batuan kemanusiaan ini. Hal ini tentunya meringankan beban yang dialami anak-anak karena dampak banjir kemarin luar biasa,” ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi ditemui di sela-sela pemberian bantuan.
Namun bukan hanya bantuan saja yang dibutuhkan, para siswa juga membutuhkan trauma healing untuk menghilangkan trauma mereka. Dirinya mengatakan, pada saat kejadian anak-anak melihat langsung bencana tersebut.
Hal ini tentu memerlukan dukungan dari kalangan guru. Targetnya, para siswa terdampak bencana dapat kembali belajar dengan normal. Hal ini memerlukan dukungan dari semua pihak.
” Mereka juga daru psikologis perlu didukung, dan menerjunkan tim psikologis melaksanakan trauma healing karena banyak anak yang trauma,” terangnya.
Dalam kesempatan itu juga dirinya menjelaskan, Kota Sukabumi kini memasuki Level 4 dunia pendidikan juga ikut terdampak. Pembelajaran nantinya akan diberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dalam kerangka mengurangi aktivitas masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dokpim/Red