Akibat Tidak Miliki Ponsel, Siswa SDN BojongSoka Terhambat Pembelajaran Daring

Tangkapan layar, Ketika zoom meeting

SUKABUMI matanusa.net –


Akibat Covid 19 yang menerjang beberapa negara, salah satunya negara Indonesia, nampaknya dunia Pendidikan menjadi salah satu dampak atas pandemi Covid-19. 


Dimasa pandemi, mengharuskan pembelajaran tatap muka ditiadakan dan digantikan dengan pembelajaran secara Daring. Pemerintah melakukan berbagai cara agar pembelajaran tetap bisa dilakukan dimasa pandemi Covid-19 ini. 

Salah satu yang dilakukan pemerintah yaitu dengan diadakannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), PJJ dapat dilakukan melalui whatsapp group, zoom 
meeting, google classroom dll. Pembelajaran daring memberikan banyak tantangan bagi siswa maupun pengajar. Siswa dan guru dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dalam sistem PJJ.

Tantangan dari PJJ yaitu terdapat pada masalah jaringan, kuota, dan teknologi yang digunakan saat pembelajaran berlangsung. Contohnya pada saat zoom meeting, jaringan dan kuota yang tidak memadai membuat suara menjadi putus-putus atau tidak bisa masuk room zoom. Bahkan ada siswa yang tidak mempunyai handphone (Ponsel) untuk mengikuti pembelajaran.

Tidak memiliki handphone menjadi hambatan bagi siswa dalam mengikuti 
pembelajaran. Siswa yang tidak mempunyai HP bisa saja tertinggal materi atau sulit dalam melakukan pengerjaan tugas yang diberikan oleh guru.

Jika ada siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran karena tidak memiliki 
handphone atau tidak bisa dalam penggunaannya, maka sesama siswa harus saling membantu dan saling mengajari satu sama lain.

Dicky salah satu Guru Sekolah Dasar  di desa Bojongsoka, Kecamatan Bantar Gadung menyampaikan,  “Pembelajaran jarak jauh ini menjadi tantangan besar bagi saya
sebagai tenaga pengajar. Banyak sekali kendala yang saya alami selama 
pembelajaran berlangsung, contoh kendala yang saya alami biasanya terkait 
jaringan, kuota dan device yang digunakan”, Kata Dicky, Senin (7/3/22). 

Solusi yang dilakukan SD Bojongsoka mengenai tantangan pembelajaran dimasa pandemi yaitu dengan cara membuat kelompok belajar di setiap rumah siswa. dengan begitu, komunikasi akan menjadi lebih sedikit mudah dan efektif, kendati pembelajaran dilakukan perkelompok, siswa harus menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus Covid-19.

Sistem pembelajaran jarak jauh lebih banyak dilakukan melalui grup whatsapp. 
Biasanya guru memberikan soft file materi untuk bahan ajaran dan guru memberikan 
tugas melalui grup whatsapp.

Jika siswa sudah mengerjakan tugas yang diberikan, maka siswa dapat mengirimkan hasil pekerjaan tugasnya melalui grup whatsapp, google classroom atau google form sesuai dengan perintah yang diberikan guru, pungkas Dicky. 

Lanjut, Pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring memberikan perbedaan yang sangat besar bagi siswa dan guru. Pembelajaran tatap muka memberikan waktu belajar yang lebih lama bagi siswa, sedangkan pembelajaran daring lebih sedikit memberikan waktu belajar dan terbatas, berhubung sekarang sudah memasuki era new normal, maka siswa dapat belajar di sekolah dengan system shifting. Contohnya pada hari senin yang masuk hanya kelas 1, hari selasa kelas 2, dan seterusnya sesuai kebijakan sekolah. Pembelajaran yang 
dilakukan tatap muka, harus tetap menggunakan protokol kesehatan yaitu 3 M (Mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker). 

Terakhir, mengenai pendidikan yaitu, sebagai tenaga pengajar ia berharap pandemi ini cepat usai agar pembelajaran bisa kembali normal seperti semula dan tidak ada lagi hambatan-hambatan yang mempengaruhi pembelajaran, harapnya

Kontributor : Dea Lestari (Mahasiswi IPB) 

Redaktur : Berry K

Print Friendly and PDF

BERITA INFORMASI RAKYAT