Metoda Daring Dan PJJ, Orang Tua Alami Keresahan dalam Mengajar

Tampak kegiatan Orang Tua murid, ketika sedang menemani pembelajaran jarak jauh kepada putranya (sumber Foto : Afifah Muslimah). 
SUKABUMI matanusa.net –
Sejak pandemi virus Covid-19 melanda dunia terutama negara Indonesia. Dunia 
pendidikan terpaksa memindahkan proses kegiatan belajar mengajar dari sekolah 
ke rumah, hal tersebut sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. 

Menyikapi keadaan seperti ini, nampaknya membuat orang tua harus memberikan waktu, pikiran, dan tenaga yang ekstra untuk mendampingi kegiatan pembelajaran secara jarak jauh.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pada bulan 
maret tahun 2020 memutuskan bahwa seluruh pendidikan untuk anak usia sekolah dilakukan secara jarak jauh selama masa Covid-19. Menanggapi hal ini pemerintah daerah melakukan pemberhentian sementara atas kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Sementara itu, dibeberapa daerah kebijakan tersebut tidak dapat dilakukan karena beberapa hal, pertama yaitu ketidak siapan sarana dan prasarana terutama internet untuk melaksanakan pembelajaran daring (dalam jaringan), kedua, ketidaksiapan dari 
sumber daya manusia, baik itu siswa maupun orang tua. Keresahan orang tua siswa telah dirasakan semenjak peraturan pemerintah yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Mulai dari orang tua siswa yang mengaku bahwa mereka khawatir jika anak mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara daring (dalam jaringan) dengan baik, ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang seperti perangkat yang digunakan oleh siswa, mekanisme pembelajaran, penyesuaian kurikulum, dan 
kurang stabilnya akses dan jaringan.

“Kendala yang pertama yaitu jika pembelajaran jarak jauh orang tua harus 
mempunyai stok kuota agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar, yang kedua 
jaringan yang kurang stabil karena jika kita hanya mempunyai kuota tetapi sinyal 
nya kurang stabil maka akan menghambat pembelajaran, yang ketiga kurang paham 
nya orang tua dalam menggunakan teknologi seperti, jika dalam proses 
pembelajaran anak diadakan zoom anak tidak bisa mengikutinya karena 
keterbatasan pemahaman orang tua dalam menggunakan teknologi”.

Ibu Jamilah, salah seorang guru Taman Kanak-kanak sekaligus sebagai orang tua murid, dirinya mengatakan bahwa proses pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ), ini dirasaka  kurang efektif diterapkan pada jenjang TK hingga sekolah dasar.

“Lebih efektif pembelajaran secara tatap muka dibandingkan dengan pembelajaran 
jarak jauh, pasalnya kalau dilaksanakan secara daring atau PJJ semua terbatas dan pembelajaran akan melibatkan orang 
tua, tetapi faktanya tidak semua orang tua paham mengenai PJJ, terutama dalam hal teknologi.” Ujar JamilahJamilah, Senin (7/3/22). 

Masih menurut Jamilah, ibu dengan tiga orang anak ini, mengeluhkan sulitnya mengajar anaknya sendiri yang sekarang menginjak kelas tiga SD, 

“Anak akan susah jika diajarkan oleh 
ibunya sendiri karena tidak ada rasa sungkan sehingga cenderung sesuka hati ketika diminta belajar.” ucapnya. 

Orang tua dengan segala kekurangan pengetahuan dan keterampilan mengajarnya dengan sepenuhnya terlibat dalam proses pembelajaran jarak jauh ini, ditambah lagi dengan tugas baru sebagai guru dadakan yang mungkin tidak pernah diajari taktik metode mengajar.

Kendatipun begitu,sebagian orang tua tetap menerima dan mengikuti aturan 
pemerintah tentang belajar daring atau PJJ, guna memastikan pendidikan anaknya. 

“Meskipun banyak kendala yang akan 
dihadapi orang tua dalam proses pembelajaran jarak jauh ini, mau tidak mau harus tetap diikuti karena ini sudah kewajiban orang tua terhadap keberlangsungan pendidikan anak.” Tutur Jamilah.

Dampak negatif yang dirasakan orang tua 
yaitu, dalam metode pembelajaran jarak jauh ini menggunakan HP, anak-anak jika sudah menggunakan HP untuk belajar, anak bisa melihat atau mencari informasi apa saja yang mereka inginkan. Maka antara belajar dengan bermain HP anak lebih banyak bermain HP nya.” kata Jamilah.

Selain itu juga terdapat dampak positif dalam PJJ yaitu seperti, “Positifnya orang tua dari yang tidak mengetahui dan 
lebih mengenal apa itu aplikasi yang digunakan untuk pertemuan secara online 
seperti zoom dan platform lainnya, pembelajaran akan lebih fleksibel bisa 
dilakukan di mana saja lalu membuat siswa lebih mandiri dan bertanggung jawab mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di rumah, selain itu orang tua akan lebih mudah dalam mengawasi anak karena kegiatan anak di rumah dapat lebih terkontrol dari kegiatan di dalam rumah maupun di luar rumah”.

Kondisi saat ini kasus omicron memang meningkat, tetapi tingkat kesembuhannya 
pun ikut meningkat. Mengevaluasi hal itu maka pemerintah sudah mengeluarkan 
kebijakan untuk kembali melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas.
Beberapa aktivitas masyarakat mulai dilonggarkan, salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar bagi siswa sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP, sampai SMA, namun, keputusan tersebut tetap disesuaikan kembali dengan kebutuhan serta kondisi masing-masing daerah, tutupnya. 

Kontributor :  Afifah Muslimah (Mahasiswi IPB) 

Redaktur : Berry K

Print Friendly and PDF

BERITA INFORMASI RAKYAT