Seren Taun Nampa ke- 195 Kasepuhan Girijaya, Keberkahan dalam Pelestarian Budaya Sunda

MATANUSA.NET SUKABUMI –

Seren Taun Nampa Taun ke 195  Kasepuhan Girijaya bersama unsur pemerintah Desa Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi merupakan cermin pelestarian seni budaya Sunda yang turun temurun dilakukan oleh penerus keluarga padepokan Girijaya. 

Seren Taun atau Sedekah Bumi yang digelar empat hari menjadi magnet daya tarik wisata bagi ratusan hingga ribuan warga sekitar dan luar kabupaten juga provinsi Jawa barat diantaranya Banten, Serang, Pandeglang, Bogor, Garut, Karawang, Bekasi dan jakarta berkunjung ke salah satu wisata desa girijaya kecamatan Cidahu kabupaten Sukabumi. 

Dalam informasi yang diberikan terkait kegiatan pelestarian seni budaya Sunda sebagai potensi wisata desa, Kepala Desa Girijaya Dindin Saripudin jelaskan, ” Berbicara Seren Taun Nampa Taun sudah menjadi adat istiadat Kasepuhan Girijaya selama 195 tahun Dimana Kasepuhan Girijaya adalah keluarga besar Eyang Abu Soleh atau yang lebih dikenal Alm. Kiai Muhammad Soleh atau Eyang Santri. 

Makna Seren Taun atau Sedekah Bumi adalah bentuk rasa syukur kepada yang maha Kuasa serta menghargai atas segala ciptaan-NYA agar kita semua lebih mendapatkan keberkahan atas hasil bumi yang telah didapatkan dari bertani, tuturnya.

Selain itu juga kami bersama warga masyarakat selalu menjaga kebersamaan adat Sunda salah satunya terlihat iringan rombongan warga membawa dongdang berisi berbagai hasil bumi dan makanan yang nantinya akan jadi rebutan warga masyarakat atau pengunjung. 

Pada dahulunya ciri khasnya melalui pagelaran wayang golek berperan mensyiarkan ajaran agama Islam. Terutama dalam bulan muharam selalu dilaksanakan selama empat tahun sekali yaitu Seren Taun Sedekah Bumi, adapun sejarah lebih jelasnya bisa dari keluarga Kasepuhan Girijaya ,” Ujar Dindin.

” Kami berharap atas upaya bersama seluruh unsur pemerintah, keluarga Kasepuhan dan masyarakat didalam melestarikan seni budaya Sunda bisa membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat girijaya khususnya mengangkat berbagai potensi desa. 

Serangkaian kegiatan seren taun Kasepuhan girijaya selama empat hari diantaranya dimulai selasa (9/8) terdiri dari pagelaran seni Sunda, Potong Kerbau, Pengajian dan Manaqib, Pegelaran hiburan, Pagelaran Lenong Giri Mekar, Wayang Golek, serta acara inti hari pada Jum’at (12/8/2022) yaitu prosesi sedekah bumi, ruatan bumi, dongdang atau jampana (tandu) yang membawa berbagai hasil bumi dan makanan khas girijaya, ” Tutup Dindin . 

Ditambahkan Wakil Bupati Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri berkenaan kegiatan Seren taun Kasepuhan Girijaya sekilas, mengyngkapkan, ” Kami pemerintah kabupaten Sukabumi ucapkan selamat dan terima kasih atas perannya dalam ‘Ngamumule seni budaya Sunda’, yaitu mempertahankan dan melestarikan seni budaya bangsa Indonesia. 

Harapan kami, kearifan lokal di Kasepuhan Girijaya Cidahu dapat tetap dipertahankan, maka guna mewujudkan hal tersebut, pemerintahan setempat bisa berkolaborasi dengan pihak lainnya dalam membangun sebuah pengembangan desa wisata budaya yang mandiri maju demi kepentingan masyarakat, ” Ucap Iyos. 

Disinggung peran serta pemerintahan Kabupaten dalam hal penyaluran dana CSR perusahaan, Iyos menyampaikan, “Berkenaan hal dukungan peran pemerintah dalam ngamumule seni budaya terutama peran Bappelitbangda sebagai koordinator CSR untuk menggiring keberpihakan para pengusaha guna membantu bidang Kesehatan, ekonomi dan pendidikan termasuk potensi seni budaya kearifan lokal agar dapat tetap dipertahankan atau dilestarikan hingga menjadi ciri khas kabupaten Sukabumi,” Ucap Wabup selepas kegiatan pelepasan peserta Jambore Nasional di gedung pendopo,Rabu (10/8/2022).

Reporter : D2/R.Utama

Print Friendly and PDF

BERITA INFORMASI RAKYAT