Sukabumi | Matanusa.net — Kepala Desa Babakan Jaya, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, E. Beno, akhirnya angkat bicara terkait isu dugaan manipulasi tanda tangan warga dalam surat mosi tidak percaya terhadap dirinya yang sempat beredar di masyarakat. Ia dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyebut bahwa isu itu sengaja digoreng oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan citra pemerintah desa.
Menurut Beno, dirinya tidak pernah mengetahui adanya pengumpulan tanda tangan atau pembuatan surat mosi tidak percaya sebagaimana yang ramai diperbincangkan. Ia menegaskan, selama ini ia selalu terbuka terhadap kritik dan aspirasi masyarakat.
“Tuduhan itu tidak benar. Saya pastikan tidak ada manipulasi tanda tangan yang dilakukan oleh pihak desa. Kalau memang ada dugaan seperti itu, biar pihak berwenang yang membuktikan,” tegas Beno saat ditemui di kantor desanya, pada Selasa (21/10/2025).
Lebih lanjut, Beno menjelaskan bahwa pemerintahan Desa Babakan Jaya terus berjalan normal dan tetap fokus pada pelayanan masyarakat. Ia juga meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum jelas kebenarannya.
“Saya imbau kepada warga agar tetap tenang dan tidak terpecah belah oleh kabar yang belum tentu benar. Pemerintahan desa akan tetap bekerja seperti biasa,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa warga yang namanya disebut dalam surat mosi tidak percaya juga menyampaikan kebingungannya. Mereka mengaku tidak pernah menandatangani surat tersebut maupun memberikan izin atas penggunaan identitas mereka.
“Saya kaget, kok nama saya bisa ada di situ. Saya tidak pernah tanda tangan apa pun,” kata salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Menanggapi hal itu, sejumlah tokoh masyarakat berharap agar aparat berwenang segera turun tangan untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut agar tidak menimbulkan kegaduhan berkepanjangan.
“Lebih baik diklarifikasi secara resmi. Kalau memang ada yang salah, serahkan ke proses hukum. Tapi kalau tidak terbukti, ya jangan sampai masyarakat diadu domba,” pungkas salah satu tokoh masyarakat setempat.
Hingga kini, pihak kecamatan dan aparat terkait disebut tengah mengumpulkan data dan keterangan dari berbagai pihak untuk memastikan duduk perkara yang sebenarnya. Warga berharap persoalan ini bisa diselesaikan dengan cara yang bijak agar stabilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan desa tetap terjaga.





