Balawista Sukabumi, Tim Profesional Penjaga Wisata Air yang Kerap Disalahpahami

Petugas Balawista Kabupaten Sukabumi memberikan pertolongan pertama kepada korban tenggelam di pantai, disaksikan oleh kerumunan wisatawan. Momen ini menunjukkan peran penting Balawista sebagai garda terdepan dalam penyelamatan wisata air. (Foto: Istimewa).


Sukabumi | Matanusa.net – Keberadaan Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) di wilayah Kabupaten Sukabumi memegang peranan krusial dalam memberikan perlindungan kepada para wisatawan, khususnya di area pantai. Namun, tak sedikit masyarakat yang masih salah mengartikan keberadaan mereka sebagai bagian dari organisasi kemasyarakatan.

Padahal, Balawista adalah organisasi profesi yang memiliki struktur nasional dan berpusat di Bali, bernaung di bawah Balawista Indonesia. Lembaga ini menjalin kemitraan erat dengan instansi pemerintah dan aparat keamanan seperti Dinas Pariwisata, Kepolisian, dan Basarnas.

H. Rizki Faizal, pengurus Balawista Kabupaten Sukabumi yang bertanggung jawab di bidang kemitraan, menekankan bahwa keberadaan Balawista bukan sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan penting di kawasan wisata perairan,” ujarnya pada Minggu (7/4/2025).

“Wilayah wisata air seperti pantai memiliki risiko tinggi. Karena itu, keberadaan Balawista bukan opsional, tapi keharusan. Kami bekerja secara profesional dan memiliki tugas spesifik dalam hal penyelamatan,” ungkap Rizki.

Momentum libur panjang seperti Idulfitri, Natal, atau Tahun Baru biasanya menjadi waktu paling krusial. Dalam kondisi tersebut, tim Balawista siaga penuh dan melakukan patroli gabungan bersama aparat untuk memantau aktivitas pengunjung dan mengantisipasi risiko kecelakaan laut.

“Kalau ada wisatawan yang melewati batas aman, kami akan memberi peringatan. Tapi bila musibah tetap terjadi, kami yang pertama turun ke lokasi untuk menyelamatkan korban,” kata Rizki lagi.

Setelah korban berhasil dievakuasi, tim langsung memberikan pertolongan pertama. Jika diperlukan penanganan medis lanjutan, korban akan dirujuk ke rumah sakit dengan bantuan pihak lain seperti Polair maupun Basarnas. Sementara dalam kasus korban meninggal akibat tenggelam, prosedur pencarian dan penanganan lebih lanjut menjadi tanggung jawab penuh instansi resmi.

Rizki berharap masyarakat maupun pemangku kebijakan bisa lebih mengapresiasi peran dan keberadaan Balawista. “Kami tidak hanya menjaga wisatawan, tapi juga mempertaruhkan keselamatan kami sendiri. Sudah selayaknya kami mendapat dukungan moral dan kelembagaan agar bisa terus menjalankan misi kemanusiaan ini,” pungkasnya.

Saat ini, Balawista Sukabumi memiliki sekitar 135 personel, dengan 40 di antaranya telah memiliki Surat Keputusan resmi. Ke depan, mereka berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan demi terciptanya kawasan wisata yang aman dan nyaman.

Pos terkait