Matanusa, Sukabumi – Bertempat di wilayah Kasepuhan Banten Kidul, Kampung Adat Cipta Mulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dampal Jurig Jabar, Irvan Azis, bersilaturahmi dengan Abah Hendrik, pimpinan Kampung Adat Cipta Mulya. Silaturahmi ini berlangsung di Imah Gede, pusat kasepuhan, sekaligus sebagai ajang diskusi gerakan pelestarian lingkungan bertajuk “Selingkuh” (Selamatkan Lingkungan Hidup).
Dalam pertemuan tersebut, Irvan Azis menjelaskan tujuan kedatangannya, yakni untuk mempererat hubungan dengan kasepuhan sekaligus mengajak masyarakat adat mendukung gerakan “Selingkuh” melalui penanaman pohon produktif dan tanaman konservasi. Program ini bertujuan menghijaukan lahan-lahan kosong yang rawan longsor serta melindungi sumber mata air di sekitar kaki Gunung Halimun,” pada Kamis (16/1).
“Gerakan ini adalah tindak lanjut program Bupati Sukabumi, Drs. H. Marwan Hamami, M.M., yang juga Ketua Dewan Penasehat LSM Dampal Jurig Jabar. Tahap pertama sudah dilakukan beberapa tahun lalu, dan kami berencana mengirimkan lebih banyak bibit pohon sesuai permintaan warga,” ujar Irvan.

LSM Dampal Jurig Menyerahkan Cinderamata Berupa Kaos Peringatan Ulang Tahun Lsm kepada Abah Hendrik.
Selain bibit pohon, LSM Dampal Jurig juga menyerahkan cinderamata berupa kaos peringatan ulang tahun LSM tersebut kepada Abah Hendrik. Dalam sambutannya, Abah Hendrik mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan ini. “Ini adalah kehormatan besar bagi kami. Nama Dampal Jurig memang unik, tetapi memiliki makna mendalam dalam setiap langkah pelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Abah Hendrik juga menyatakan dukungannya terhadap gerakan “Selingkuh.” Menurutnya, gerakan ini membawa manfaat besar bagi kehidupan di bumi, terutama melalui upaya menanam pohon yang memberikan dampak positif untuk generasi mendatang. Ia berharap LSM Dampal Jurig terus menjadi inspirasi dalam penyelamatan lingkungan hidup dan konservasi alam, khususnya di Sukabumi dan Jawa Barat,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Abah Hendrik menyampaikan apresiasi dengan menyebutkan jargon khas Sunda LSM Dampal Jurig:
“Kubuktos Sanes Kuwaos, Saeutik Ge Mahi Jeung Tong Dengean Gawean We Taeunkeun.”
Jargon ini menegaskan pentingnya aksi nyata dibanding sekadar wacana dalam upaya menjaga lingkungan.