Matanusa, Sukabumi – Korupsi adalah musuh bersama yang harus diberantas untuk mendukung pembangunan bangsa, termasuk di wilayah Sukabumi. Untuk itu, Pemerintah Kota Sukabumi melalui Inspektorat Daerah menggelar sosialisasi anti-korupsi, pada Rabu (4/12/24) di Ruang Pertemuan Setda Kota Sukabumi.
Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen, mulai dari media, pengusaha, hingga masyarakat umum, sebagai langkah kolektif untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
Acara dibuka langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, yang didampingi oleh Inspektur Kota Sukabumi, Een Rukmini. Dalam sambutannya, Kusmana menegaskan bahwa pemberantasan korupsi merupakan prioritas utama dalam pembangunan bangsa. Ia menyoroti dampak buruk korupsi yang tidak hanya merusak ekonomi tetapi juga melemahkan institusi pemerintah dan kepercayaan masyarakat.
“Pemberantasan korupsi menjadi prioritas tinggi dan komitmen pemerintah yang tertuang dalam Asta Cita ke-7 pemerintahan Presiden Prabowo. Tata kelola pemerintahan yang bersih adalah fondasi utama untuk menciptakan masyarakat sejahtera dalam negara demokratis dan berkeadilan,” ujar Kusmana.
Dampak Korupsi Terhadap Masyarakat
Kusmana juga menjelaskan bahwa korupsi memiliki dampak signifikan terhadap aspek sosial dan ekonomi. “Tingginya biaya transaksi birokrasi seringkali membuat pengusaha enggan berinvestasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan angka pengangguran,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menyoroti bahwa korupsi yang dianggap lumrah di masyarakat telah melemahkan penegakan hukum dan mengurangi akuntabilitas pemerintah, yang pada akhirnya merusak kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan.
Sinergi Pencegahan dan Penindakan
Dalam upaya memberantas korupsi, Kusmana menekankan pentingnya sinergi antara pencegahan dan penindakan. “Pemberantasan korupsi tidak akan efektif jika hanya fokus pada penindakan. Sosialisasi seperti ini bertujuan menanamkan nilai-nilai anti-korupsi, menciptakan budaya anti-korupsi, dan mendorong perubahan perilaku,” jelasnya.
Kusmana berharap, dengan budaya anti-korupsi yang kuat, masyarakat tidak hanya menolak korupsi tetapi juga aktif melawan praktik tersebut.
Acara ditutup dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber, memperkuat komitmen bersama dalam memerangi korupsi. “Semoga kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa di Sukabumi,” pungkas Kusmana.