Matanusa, Sukabumi – Penjabat (Pj) Wali kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Dwimingguan ke-38 tentang pengendalian inflasi daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Rakor yang digelar secara virtual pada Senin ini bertempat di ruang Perekonomian Setda Sukabumi dan diinisiasi oleh Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat. Agenda utama rapat tersebut adalah membahas berbagai isu terkait ekonomi dan inflasi daerah, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Idul Adha.
Rakor ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, termasuk perwakilan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPWBI) Jawa Barat, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Perum BULOG Regional Jawa Barat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Regional Jawa Barat, serta Kepolisian Daerah (POLDA) Jawa Barat. Fokus pembahasan mencakup perkembangan harga pangan, ketersediaan pasokan bahan pokok, prediksi cuaca, keamanan pangan, dan strategi pengendalian inflasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pada Kamis (17/10/2024).
Pengendalian Inflasi di Sukabumi dan Jawa Barat
Dalam presentasi yang disampaikan oleh Kepala Biro Perekonomian Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, dijelaskan bahwa perkembangan ekonomi di Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif meski menghadapi tantangan inflasi. Dalam perbandingan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (LPE) dengan pengeluaran per kapita, terlihat adanya peningkatan yang signifikan. Namun, inflasi tetap menjadi tantangan utama, terutama di tengah perayaan hari besar seperti Idul Adha.
Secara khusus, inflasi Kota Sukabumi per September 2024 tercatat sebesar 0,99% secara Year to Date (YtD), dengan sisa target inflasi sebesar 1,51%. Sukabumi juga mendapatkan apresiasi sebagai salah satu kota yang rutin dan disiplin dalam menginput data harga pangan pokok strategis melalui absensi harian, termasuk di akhir pekan. Data harga pangan ini menjadi salah satu faktor kunci dalam memantau pergerakan inflasi daerah.
Faktor Penyebab Inflasi dan Kenaikan Harga Pangan
Yana Hendriana, Statistik Ahli Muda BPS Provinsi Jawa Barat, menambahkan bahwa salah satu penyebab utama inflasi di wilayah Jawa Barat selama Januari hingga September 2024 adalah fluktuasi harga komoditas pangan. Pada minggu kedua Oktober, Indeks Harga Pangan (IPH) mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya. Kenaikan ini terutama dipicu oleh melonjaknya harga komoditas cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras.
Selain itu, Yana mencatat bahwa perubahan cuaca yang diprediksi oleh BMKG juga berpotensi mempengaruhi ketersediaan dan harga bahan pokok di pasar. Oleh karena itu, koordinasi dengan BMKG serta lembaga terkait lainnya menjadi sangat penting dalam upaya menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan di Jawa Barat,” tambahnya.
Strategi Pengendalian Inflasi ke Depan
Dalam rakor ini, seluruh peserta menyepakati pentingnya penguatan sinergi antarinstansi untuk pengendalian inflasi yang lebih efektif. Peran pemerintah daerah, bersama dengan POLDA Jawa Barat dan BULOG, diharapkan mampu menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok yang cukup selama periode Hari Raya Idul Adha dan seterusnya,” pungkasnya.
Melalui koordinasi dan pemantauan harga yang ketat, diharapkan inflasi dapat dikendalikan dengan baik, dan masyarakat Jawa Barat, khususnya di Sukabumi, dapat merasakan dampak positif dari stabilitas ekonomi di daerah mereka.