Red/Antara
MATANUSA.NET AMERIKA SERIKAT-
Indonesia menegaskan kembali pentingnya negara-negara di dunia mendesak gencatan senjata permanen untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi warga di Jalur Gaza.
Berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa (28/11), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa jeda kemanusiaan yang telah disepakati antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, tidak cukup.
“Yang diperlukan adalah sebuah gencatan senjata yang permanen agar nyawa dapat diselamatkan dan bantuan kemanusiaan yang diperlukan dapat diberikan,” kata Menlu Retno ketika menyampaikan keterangan pers secara virtual dari New York.
Dia kemudian mengajak semua negara untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, serta memastikan agar bantuan tersebut bisa disalurkan tanpa hambatan.
“Negara dunia harus membantu UNRWA dan lembaga kemanusiaan lainnya agar dapat membantu 1,7 juta pengungsi di Gaza. Dari sisi Indonesia, saya sampaikan komitmen Indonesia untuk meningkatkan bantuan, termasuk kesiapan mengirimkan kapal rumah sakit,” tutur dia.
Pada Senin (27/11), Qatar sebagai mediator mengumumkan bahwa jeda kemanusiaan empat hari di Jalur Gaza yang berakhir Selasa (28/11) bakal diperpanjang dua hari.
BACA JUGA : Bali United Kantongi Motivasi Tinggi Tundukkan Tim Filipina Di AFC
Selama gencatan senjata berlangsung, Hamas telah membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel dari total 240 sandera yang diambil dari Israel dalam serangan 7 Oktober 2023.
Sebagai gantinya, Israel membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel yang semuanya adalah tahanan perempuan dan remaja.
Selama jeda, Israel menghentikan sementara serangannya ke Jalur Gaza.
Namun, pada Selasa, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melaporkan terjadinya bentrokan di Gaza utara antara pejuangnya dan tentara Israel karena pelanggaran jeda kemanusiaan oleh Tel Aviv.
“Kami berkomitmen untuk jeda (kemanusiaan) selama musuh juga mematuhinya,” kata Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan.
Al-Qassam juga meminta para mediator untuk menekan pasukan Israel agar mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati selama jeda, baik di wilayah darat maupun udara.
Pertempuran Israel-Hamas yang berlangsung sejak 7 Oktober telah menewaskan sedikitnya 15.000 warga Palestina termasuk perempuan dan anak-anak, sementara korban tewas di Israel berjumlah 1.200 jiwa.