MATANUSA.NET SUKABUMI –
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus melakukan pendalaman identifikasi terhadap jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Selain tengah memastikan identitas medis dan properti para korban yang hangus terbakar, tim DVI Polri juga telah mengambil sampel 15 keluarga korban.
Harus benar-benar scientific teridentifikasi 100 persen
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto menjelaskan, dari 16 kantong jenazah yang diterima pihaknya, 15 diantaranya berupa tubuh dan satu lainnya potongan tubuh. Hingga Minggu (5/4) kemarin, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri telah mengidentifikasi tiga di antaranya.
“Menurut Kapus Inafis, dari 15 tubuh itu sebanyak enam bisa diperiksa. Tapi hanya tiga yang hasilnya keluar,” katanya, Senin (6/3).
Dilanjutkan Hariyanto, dengan kondisi demikian pihaknya terpaksa mengandalkan identifikasi medis dan properti yang dimiliki korban. Namun, kondisi kerusakan jenazah dan data yang kurang lengkap mengakibatkan tim DVI Polri berhati-hati dan berniat melakukan identifikasi pendalaman.
Dicontohkan, kesulitan dalam mengidentifikasi seperti korban yang memiliki tahi lalat namun karena dagunya sudah rusak menjadi tidak bisa dikenali. Kemudian, seperti bagian gigi ditemukan pernah mengalami pengobatan namun korban tidak memiliki data medical record.
“Makanya kami masih ragu karena DVI ini harus benar-benar scientific teridentifikasi 100 persen. Besok kami akan dalami lagi,” tugasnya.
Bila nantinya pihak kepolisian masih ragu dan kesulitan mengidentifikasi korban, Hariyanto menegaskan proses antemortem untuk mengenali masih bisa dilakukan dengan pencocokan DNA korban. Untuk memastikannya, sebanyak 15 orang yang diduga keluarga korban telah melakukan penampilan sampel DNA.
“Proses pencocokan DNA akan berpindah-pindah dari tulang, darah dan sebagainya untuk memastikan. Kira-kira waktunya antara lima hari sampai dua pekan,” tandasnya.
Red/BJ