TNI-Polri Terdepan Evakuasi Korban Banjir Bandang di Pegaf, 6 Jenazah Ditemukan

Tim gabungan TNI-Polri, Basarnas, dan BPBD berjibaku di medan berat dalam proses pencarian dan evakuasi korban banjir bandang di Distrik Catubouw, Pegunungan Arfak, Papua Barat. Upaya ini dilakukan dengan semangat kemanusiaan tinggi, meskipun dihadapkan pada cuaca ekstrem dan akses sulit akibat longsor serta kerusakan infrastruktur. (Foto: Pendam XVIII/Ksr).

Papua Barat | Matanusa.net – Suasana duka menyelimuti Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, usai banjir bandang menerjang Kampung Jim (Meyes) dan sekitarnya, pada Senin (19/5/2025). Di tengah puing-puing dan aliran lumpur, tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, dan BPBD bergerak cepat tanpa kenal lelah untuk mencari dan mengevakuasi para korban.

Sebanyak 73 personel dikerahkan dalam misi kemanusiaan ini, menembus medan berat dan ancaman longsor susulan. Pasukan tangguh itu terdiri dari 20 personel Kodim 1812/Pegaf di bawah komando Letkol Czi W.I. Dhanu Abidin, 28 anggota Polres Pegaf yang dipimpin Kapolres Kompol Bernadus Okoka, 12 penyelamat dari Basarnas, serta tim BPBD dari provinsi dan kabupaten.

“Enam korban telah berhasil ditemukan. Salah satunya, Harun Meidodga, sudah kami evakuasi dan serahkan kepada pihak keluarga di Kampung Sembab, Distrik Masni, Manokwari. Lima lainnya masih dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara Polda Papua Barat,” ujar Letkol Dhanu, yang langsung memimpin operasi di lapangan.

Namun, perjuangan mereka tak mudah. Cuaca buruk yang terus berubah memaksa tim menghentikan pencarian sementara pukul 13.00 WIT. Hujan deras memicu potensi longsor yang bisa membahayakan nyawa para penyelamat.

Data sementara dari Basarnas menyebutkan, masih ada 19 orang yang belum ditemukan. Daftar korban hilang mencakup anak muda hingga orang tua, keluarga yang mungkin kini tinggal dalam ketidakpastian—menanti kabar orang-orang tercinta yang belum kembali.

“Meski kondisi sulit, kami tidak akan menyerah. Begitu cuaca dan medan memungkinkan, pencarian akan dilanjutkan. Masih ada sekitar 13 korban lagi yang harus ditemukan,” tegas Letkol Dhanu.

Rasa haru dan hormat disampaikan Danrem 182/JO kepada seluruh personel yang telah bekerja keras di lapangan. Di tengah keterbatasan fasilitas dan beratnya medan, mereka tetap bertahan dengan satu tujuan: menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa,” pungkasnya.

Foto-foto dari lokasi bencana memperlihatkan betapa luar biasanya kerja sama lintas lembaga ini. Dari membelah lumpur, mengangkat batang pohon besar, hingga menggendong jenazah yang baru ditemukan—semuanya menjadi saksi bisu keteguhan hati para pejuang kemanusiaan di Pegaf. (Pendam XVIII/Ksr).