Matanusa, Sukabumi – Asep Saepul Hidayat merupakan seorang mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak angkatan 59. Asep mengawali perjalanannya dalam dunia perlombaan diusia 19 tahun. Sebelumnya Asep merupakan mahasiswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan kampus hanya sekedar berkuliah setelah itu pulang.
Mahasiswa yang berdomisili di Bandung ini menetap di salah satu kost kostan yang jaraknya tidak begitu jauh dari kampus. Memiliki banyak teman baik membuat Asep tidak kesepian walau jauh dari rumah. Menjadi salah satu mahasiswa IPB University merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Asep.
Masa perkuliahan pertama yaitu pada semester satu Asep tidak mengikuti kegiatan seperti teman – temannya. Asep memilih untuk menjadi mahasiswa pasif yang kesehariannya hanya kuliah dan pulang saja. Masa awal perkuliahan belum cukup untuk menarik minat Asep untuk terlibat menjadi mahasiswa aktif.
Langkah Kecil Menuju Perubahan Besar
Memasuki semester kedua Asep tetap tidak mengikuti kegiatan, namun seiring berjalannya waktu pada saat itu, terbenak di kepala bahwa apa yang Ia lakukan ini tidak seharusnya dilakukan. Asep mulai merasa minder oleh teman – temannya yang aktif berkegiatan di kampus. Ia berpikir bahwa Ia harus mempunyai kegiatan, ada banyak pilihan yang dapat diambil olehnya seperti masuk kedalam organisasi di kampus atau aktif menjadi mahasiswa berprestasi dan Ia memilih untuk terjun kedalam dunia perlombaan.
Tiba masanya Asep berada di tahun kedua masa perkuliahan, yaitu semester tiga. Disinilah awal dari langkah Asep untuk berkembang dan mengambil setiap kesempatan yang datang. Asep mulai mengikuti banyak perlombaan, perlahan tapi pasti, Asep terus mengasah kemampuannya seperti mengikuti pelatihan, menjadikan kegagalan sebagai suatu pembelajaran. Menang atau kalah tidak menjadi perkara, Ia berpegang teguh pada proses di setiap tindakan yang Ia lakukan.
Mahasiswa peternakan ini mengawali kegiatan dengan mengikuti organisasi kampus yaitu IPB Outsco yang dimana telah disepakati bahwa setiap anggotanya harus berkomitmen untuk mengikuti enam kegiatan nasional dan satu kegiatan internasional. Hal tersebut mendorong Asep untuk mengikuti banyak perlombaan. Awal yang cukup menarik bagi Asep yang sebelumnya pasif akan kegiatan.
Hasil yang didapat tidak selamanya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Asep mengawali lomba pertamanya pada kompetisi Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA). OLIVIA merupakan kompetisi nasional bagi Perguruan Tinggi Vokasi yang diselenggarakan setiap tahunnya sejak tahun 2016. OLIVIA membawa Asep pada juara kedua dan membuatnya menjadi lebih semangat untuk mengikuti lomba – lomba selanjutnya.
Beranjak dari OLIVIA, Asep meneruskan langkahnya mengikuti berbagai kegiatan yaitu LKTI Competition dari Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Negeri Semarang, ONMIPASA in Field of Biology by Lembaga Prestasi Indonesia Gemilang, ONMIPASA in Field of Geography by Lembaga Prestasi Indonesia Gemilang, mendapat posisi juara dua pada Essay Competition dari Forum Rohis Sekolah Vokasi IPB University, dan buah dari perjuangan yang dilakukan oleh Asep setelah terus berusaha akhirnya Asep mendapat kesempatan berada dalam juara satu memenangkan perlombaan Essay Competition dari The 5 th International Vocational Summer Course on Sustainability of Tropical Animal Production.
Manajemen Waktu Versi Asep Saepul Hidayat
Masa perkuliahan Asep saat menginjak semester tiga banyak mengikuti perlombaan dan mengambil setiap kesempatan yang datang. Hal tersebut membutuhkan sistem manajemen yang baik dan benar. Ia seorang yang mampu mengendalikan jadwal sehingga dapat meminimalisir terjadinya bentrok jadwal ataupun waktu yang terbuang.
Melihat jadwal perlombaan menjadi hal utama yang dilihat olehnya, pasalnya Ia tidak mau terjadi bentrok antara jadwal prioritasnya dan perlombaannya. Sistem manajemen waktu yang digunakan oleh Asep yaitu se-fleksibel mungkin. Suatu kebetulan yang menguntungkan untuk Asep, dimana program studi yang sedang Ia tempuh menggunakan sistem penggabungan. Oleh karena itu waktu yang dibutuhkan Asep sangat banyak untuk mempersiapkan segala keperluannya.
Asep berada dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh dengan tuntutan, keterampilan manajemen waktu menjadi semakin penting untuk dimiliki. Manajemen waktu yang efektif memungkinkan Asep untuk mencapai lebih banyak hal dalam waktu yang lebih sedikit, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar ini dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat menjadi lebih produktif dan sukses dalam mencapai tujuan-tujuan mereka.
Menghadapi Berbagai Tantangan yang Menghadang
Asep mendapat banyak kendala pada setiap prosesnya, beberapa diantaranya yaitu pada saat mengalami keraguan. Keraguan dapat menimbulkan efek yang signifikan apabila ingin mengikuti perlombaan. Selain itu Asep juga mendapat kesulitan dalam berbahasa Inggris. Semua kesulitan itu dihadapi oleh Asep dengan penuh keberanian dan dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan diri.
Cara Asep untuk menghadapi tantangan tersebut dengan banyak belajar, mengikuti pelatihan agar dapat tampil maksimal dan mengingat kembali tujuan awal. Ketika tidak fokus maka apa yang dikerjakan akan menjadi setengah – setengah. Ketika apa yang dikerjakan menjadi setengah – setengah maka kesempatan untuk menang tidak akan berpihak.
Insecure merupakan kendala terbesar bagi Asep sebagai pemula dalam dunia perlombaan. Merasa minder dengan lawan merupakan hal wajar, namun Ia menjadikan rasa minder tersebut sebagai suatu acuan untuk terus menjadi lebih baik. Ia merasa sudah jauh tertinggal oleh teman – temannya tetapi Ia yakin bahwa Ia dapat mengejarnya.
Melangkah Kedepan
Rencana Asep untuk kemudian hari terus mengikuti perlombaan, menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengikuti perlombaan dengan lebih matang lagi. Kesempatan sekecil apapun akan diambil dan dimanfaatkan sebaik mungkin. Asep ingin di tahun 2024 ini Ia ingin lebih aktif lagi mengikuti berbagai kegiatan.Asep telah merencanakan untuk di tahun ketiga yaitu pada semester lima dan enam, Ia mengikuti magang. Ia juga ingin terlibat dalam pertukaran pelajar, karena Ia ingin mendapat relasi sebanyak – banyaknya. Rencana dalam perkuliahan yang telah disusun sedemikian rupa olehnya, merupakan bekal untuk masa setelah Ia lulus kuliah nanti dan siap bekerja.
Mahasiswa tengah semester itu menyebutkan setiap orang ada di jalannya masing –masing. Kadang kala orang – orang lebih memilih untuk mengikuti jalan orang lain, padahal saat kita berada dijalan orang tanpa kita sadari bahwa hal tersebut sebenarnya tidak mencerminkan diri kita sendiri. Asep berkata kita harus berani berbeda karena kita berada dijalan kita sendiri bukan dijalan orang lain.
Pesan dari Asep Saepul Hidayat
“Never Stop Learning cause Life Never Stop Teaching” Asep berpegang teguh pada sepenggal kata tersebut. Jadikan kehidupan ini sebagai pelajaran, setiap langkah kecil memberikan pelajaran besar. Ketika mendapat hasil yang buruk jangan langsung menyerah, melainkan pelajari agar tidak terulang kembali, apabila hasilnya sudah memuaskan maka lakukan lagi dengan mengembangkan lebih dalam lagi.
Asep pernah mendapat cibiran dari salah seorang guru saat Ia berada dibangku sekolah. Seolah Ia tak mampu mengikuti pelajaran dengan baik, selalu salah dalam hal yang sama. Jangan jatuh kedalam lubang yang sama dua kali, karena orang yang jatuh ke lubang yang sama merupakan orang yang tidak belajar dari kesalahan sebelumnya dan merupakan orang yang rugi.
Cibiran yang Ia dapat membekas di ruang hatinya dan membuat Ia bangkit untuk membuktikan bahwa Ia mampu berubah dan tidak lagi kembali terjatuh pada lubang yang sama. Jika terjatuh dalam lubang yang sama hal itu akan sangat membuang waktu, tenaga dan pikiran dan hal tersebut sangatlah rugi. Hal tersebut merupakan sebuah pengingat dan pegangan untuk Asep yang baru saja memulai karirnya.
Penulis: Habsari Sarah Anjaly Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media