Minyak goreng kini menjadi trending topic, pasalnya kelangkaan migor yang terjadi akhir-akhir ini dirasakan oleh pembeli dan juga penjual di pasar tradisional Stasiun Sukabumi. Tentunya kelangkaan ini memberikan dampak bagi pembeli dan juga penjual minyak goreng.
Kepada matanusa.net, Ibu Ike salah satu penjual minyak di warung sembako pasar tradisional Stasiun Sukabumi mengatakan, dampak langit Migor, sangat dirasakan oleh para penjual minyak goreng, kesulitan ini dimana ia ingin mendapatkan minyak untuk dijual.
Sulitnya saat mencari minyak walaupun sudah pergi ke beberapa tempat, dan toko-toko besar pun tidak memberikan jatah minyak goreng kepada orang yang bukan pelanggannya, sekali ia mendapatkan minyak, antrean panjang bisa memakan waktu hingga dua jam, hanya untuk mendapatkan minyak goreng yang nantinya akan ia jual kembali,
“Antre saya dua jam dari Ramayana, cuma dapatnya yaitu untungnya itu” Lirih Ike,(4/3/2022).
Tidak hanya ibu Ike, beberapa penjual minyak di pasar tradisional Stasiun Sukabumi pun mengeluhkan hal yang sama, kelangkaan dan kesulitan dalam mencari minyak ini menjadikan beberapa toko sembako tidak menyediakan stok minyak goreng.
Dampak yang sama dirasakan oleh pembeli, dimana pembeli kesulitan untuk mendapatkan minyak, baik itu dari swalayan ataupun dari pasar tradisional. Padahal dari pemerintah sudah memberikan subsidi minyak goreng untuk toko-toko supaya tidak kekurangan stok, namun ketika sudah di subsidi dalam tiga hari stok minyak tersebut sudah tidak ada karena habis terjual.
Akibat dari kelangkaan ini, beberapa agen minyak membuat peraturan dimana pembeli diharuskan menyertakan fotocopy KTP saat membeli minyak agar setiap orang hanya bisa membeli satu kali, dan minyak goreng dapat terjual dengan rata kepada semua orang yang membutuhkan.
Hal lainya, para penjual minyak di warung sembako pasar tradisional Stasiun Sukabumi, mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui alasan mengapa minyak goreng masih langka hingga saat ini.
Ditempat terpisah, Mario selaku penjual minyak goreng menyampaikan, bahwa salah satu faktor dari kelangkaan minyak ini memang dikarenakan kosongnya stok minyak goreng dari pabriknya. “Tidak menjual karena dari pabriknya kosong” kata Mario, (4/3/2022).
Terakhir, harapan dari para penjual minyak goreng, dan di warung sembako pasar tradisional Stasiun Sukabumi adalah, semoga pemerintah dapat segera menangani kasus kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng sehingga
semuanya dapat kembali dengan normal, pintanya.
Kontributor : Agnes Siboro (Mahasiswi IPB)
Redaktur : D2