Israel Bombardir Gaza Utara Bersamaan Invasi Darat Pada Senin Pagi

Caption : Seekor merpati diantara puing puing serangan Israel ke Gaza. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (27/10) mengesahkan sebuah resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Resolusi tersebut disahkan dengan 120 suara mendukung, 14 suara menolak, dan 45 suara abstain. Source foto : Antaranews

Red/Antara/Steven 

MATANUSA.NET PALESTINA-

Warga Palestina di Gaza utara melaporkan adanya serangan udara dan artileri yang sengit pada Senin pagi ketika pasukan Israel yang didukung oleh tank menekan wilayah tersebut dengan melakukan serangan darat.

Pengeboman dan invasi darat oleh tentara Israel itu telah memicu meningkatnya seruan internasional untuk melindungi warga sipil.

Serangan udara Israel menghantam daerah dekat rumah sakit Shifa dan Al-Quds di Kota Gaza, dan militan Palestina bentrok dengan pasukan Israel di daerah perbatasan di sebelah timur Kota Khan Younis, di bagian selatan daerah kantong tersebut, sebut media Palestina.

Tidak ada komentar dari Hamas atau militer Israel mengenai pertempuran Senin pagi itu. Reuters tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut.

Pengeboman tersebut terjadi beberapa jam setelah Israel merilis gambar tank tempur di pantai barat wilayah kantong Palestina, yang menandakan adanya upaya potensial untuk mengepung kota utama Gaza selama dua hari setelah Pemerintah Israel memerintahkan perluasan serangan darat melintasi perbatasan timurnya.

Beberapa gambar yang diunggah secara daring menunjukkan tentara Israel mengibarkan bendera Israel jauh di dalam Gaza. Reuters tidak dapat memverifikasi gambar tersebut.

Israel menyatakan diri berada dalam “fase kedua” dalam perang tiga pekan melawan militan Hamas yang didukung Iran, yang sebagian besar tidak terpantau oleh publik, karena pasukan bergerak dalam kegelapan dan pemadaman telekomunikasi memutus akses warga Palestina.

Pemutusan sambungan telepon dan internet tampaknya mereda pada Minggu, namun penyedia telekomunikasi Paltel mengatakan bahwa serangan udara Israel kembali melumpuhkan layanan internet dan telepon di bagian utara wilayah kantong tersebut, di mana lokasi pusat komando Hamas berada.

Serangan Israel yang dilaporkan mengenai daerah di dekat rumah sakit terjadi setelah Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada Minggu bahwa mereka telah menerima peringatan dari otoritas Israel untuk segera mengevakuasi rumah sakit al-Quds, tempat sekitar 14.000 orang mencari perlindungan.

BACA JUGA : Turki Akan Perkenalkan Israel Kepada Dunia Sebagai Penjahat Perang

Israel menuding Hamas menempatkan pusat komando dan infrastruktur militer lainnya di rumah sakit Gaza, tetapi hal ini dibantah oleh kelompok tersebut.

Pejabat Palestina mengatakan sekitar 50.000 orang juga berlindung di Rumah Sakit Shifa, dan menambahkan bahwa mereka khawatir dengan ancaman Israel yang terus berlanjut terhadap fasilitas tersebut.

Israel telah memperketat blokade dan membombardir Gaza sejak kelompok bersenjata Hamas menyerbu melintasi perbatasan ke Israel pada 7 Oktober. Pihak berwenang Israel mengatakan para militan membunuh sekitar 1.400 orang dan menyandera sedikitnya 239 orang.

Peningkatan serangan yang dilakukan Israel bertepatan dengan meningkatnya seruan internasional “jeda kemanusiaan” untuk mengizinkan bantuan masuk.

Perundingan yang dimediasi Qatar antara Israel dan Hamas berlanjut pada Minggu, menurut sebuah sumber yang menjelaskan tentang perundingan tersebut kepada Reuters, serta termasuk diskusi tentang kemungkinan pembebasan sandera.

Hamas menginginkan jeda kemanusiaan selama lima hari dalam operasi Israel untuk memungkinkan bantuan dan bahan bakar masuk ke Jalur Gaza yang terkepung sebagai imbalan atas pembebasan semua sandera sipil yang ditahan oleh militan, kata sumber yang berbicara tanpa menyebut nama itu.

Lebih dari separuh sandera yang ditahan oleh Hamas memiliki paspor asing dari 25 negara, termasuk 54 warga negara Thailand, menurut pemerintah Israel.

Pada Senin, Dewan Keamanan PBB akan diberi pengarahan mengenai situasi kemanusiaan di Gaza. Badan beranggotakan 15 negara tersebut telah gagal melakukan pemungutan suara sebanyak empat kali dalam dua pekan terakhir mengenai rancangan resolusi yang bertujuan untuk mengambil tindakan terhadap perang tersebut, tetapi Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara memberikan suara mayoritas pada Jumat untuk menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.